Show simple item record

dc.contributor.authorFitriah, Eka Retna Sari
dc.date.accessioned2016-12-14T08:48:10Z
dc.date.available2016-12-14T08:48:10Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1418
dc.description.abstractPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini semakin pesat. Sehingga dunia pendidikanpun turut mengiringi perkembangan yang ada. Sedangkan salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namun sayangnya sebagian besar kita tidak pemah mempunyai waktu untuk membaca. Alasan utama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam rutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengasah gergaji kita. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan asset terbesar yang kita miliki yaitu diri kita, dan dapat memperbarui keempat dimensi alamiah kita? fisik, mental, spiritual, dan social/emosional. Dari penelitian program pembangunan PBB UNDP, menyatakan dari 40 negara yang diteliti tentang kebiasaan membaca masyarakatnya, Indonesia menduduki peringkat ke-39, yang artinya, kebiasaan membaca masyarakat kita masih jauh dibawah negara- negara lainnya. Minat baca para siswa saat ini sudah semakin berkurang hal ini diakibatkan dari munculnya berbagai macam fasilitas "Family Computer" dalam bentuk Play Station maupun Nintendo serta fasilitas-fasilitas membaca yang kurang memadai. Perpustakaan sebagai wahana untuk menambah wawsasan ketrampilan dan sebagai media untuk dapat saling berinteraksi dan bersosialisasi serta pengenalan pada terhadap alam semesta yang ada. Sehingga perpustakaan anak di Jogjakarta dengan konsep pembelajaran dari alam sebagai dasar perancangan mungkin dapat dijadikan sebuah solusi yang cukup baik. Untuk lebih menumbuhkan minat baca dikalangan anak-anak pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, yang kelak akan melanjutkan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelumnya. Kiranya perlu mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dasar tentang alam, agar dapat menyikapi alam dengan lebih bijaksana. Alam adalah area pembelajaran manusia yang paling awal. Sejak manusia masih dalam alam kandungan pun, manusia sudah berinteraksi dengan alam. Manusia diciptakan oleh Sang Maha Pencipta untuk dapat memanfaatkan alam yang ada di sekitarnya untuk melayani kehidupannya. Alam tidak dapat lepas dari kehidupan manusia, karena manusia hidup berinteraksi dengan alam itu sendiri. Manusia belajar untuk dapat hidup di alam ini dengan keterbatasan yang ada dalam manusia.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectPerpustakaan Anaken_US
dc.subjectJogjakartaen_US
dc.subjectKonsep Pembelajaranen_US
dc.subjectAlam sebagai Dasar Perancanganen_US
dc.titlePerpustakaan Anak di Jogjakarta Konsep Pembelajaran dari Alam sebagai Dasar Perancanganen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record