Perpustakaan Anak di Jogjakarta Konsep Pembelajaran dari Alam sebagai Dasar Perancangan
Abstract
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini semakin pesat.
Sehingga dunia pendidikanpun turut mengiringi perkembangan yang ada. Sedangkan
salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namun
sayangnya sebagian besar kita tidak pemah mempunyai waktu untuk membaca. Alasan
utama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam
rutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk
mengasah gergaji kita. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan asset terbesar yang
kita miliki yaitu diri kita, dan dapat memperbarui
keempat dimensi alamiah kita? fisik, mental, spiritual, dan social/emosional.
Dari penelitian program pembangunan PBB UNDP, menyatakan dari 40 negara
yang diteliti tentang kebiasaan membaca masyarakatnya, Indonesia menduduki peringkat
ke-39, yang artinya, kebiasaan membaca masyarakat kita masih jauh dibawah negara-
negara lainnya. Minat baca para siswa saat ini sudah semakin berkurang hal ini
diakibatkan dari munculnya berbagai macam fasilitas "Family Computer" dalam bentuk
Play Station maupun Nintendo serta fasilitas-fasilitas membaca yang kurang memadai.
Perpustakaan sebagai wahana untuk menambah wawsasan ketrampilan dan sebagai
media untuk dapat saling berinteraksi dan bersosialisasi serta pengenalan pada terhadap
alam semesta yang ada. Sehingga perpustakaan anak di Jogjakarta dengan konsep
pembelajaran dari alam sebagai dasar perancangan mungkin dapat dijadikan sebuah
solusi yang cukup baik. Untuk lebih menumbuhkan minat baca dikalangan anak-anak
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, yang kelak akan melanjutkan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelumnya. Kiranya perlu mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dasar tentang alam, agar dapat menyikapi alam dengan lebih bijaksana.
Alam adalah area pembelajaran manusia yang paling awal. Sejak manusia masih dalam alam kandungan pun, manusia sudah berinteraksi dengan alam. Manusia diciptakan oleh Sang Maha Pencipta untuk dapat memanfaatkan alam yang ada di sekitarnya untuk melayani kehidupannya. Alam tidak dapat lepas dari kehidupan manusia, karena manusia hidup berinteraksi dengan alam itu sendiri. Manusia belajar untuk dapat hidup di alam ini dengan keterbatasan yang ada dalam manusia.
Collections
- Architecture [3651]