Perancangan Kampus Politeknik STENKO Jogjakarta Refleksi Cyberspace terhadap Re-Presentasi Komposisi Bentuk Arsitektural
Abstract
Perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi pada dua dasawarsa terakhir ini telah
membawa dunia pada suatu peradaban baru serta membawa perubahan dalam tatanan dan pola
hubungan masyarakat dan dunia, hingga kemudian muncul wacana dan wahana baru dalam
berkomunikasi yaitu cyberspace, sebuah dunia 'maya' yang mampu membawa kemana kita pergi
serta menjalin komunikasi dengan orang lain tanpa harus meninggalkan tempat tinggal kita. Hal ini
menunjukkan betapa infonmasi dan komunikasi telah menjadi bagian integral dari kebutuhan
masyarakat modern. Implikasi dari perkembangan tersebut adalah luasnya lapangan kerja yang
tersedia ditengah-tengah kelangkaan sumberdaya manusia yang tersedia. Kemudian hadir Politeknik
STENKO di mana merupakan salah satu pendidikan tinggi yang bertujuan mempersiapkan lulusan/
tenaga ahli siap kerja yang memiliki kualifikasi keahlian dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja tersebut. Sementara Politeknik STENKO sendiri belum memiliki gedung yang
representatif untuk mendukung pengembangan pendidikannya itu, sehingga memerlukan
perencanaan dan perancangan kampus yang memadai serta mampu memberikan kesan sebagai
kampus cyber (sesuai dengan misinya). Maka dari itu ranah arsitektur diharapkan memberikan
perannya untuk mewujudkan keinginan ini, yaitu bagaimana cyberspace image itu terejawantahkan
dalam desain bangunan Kampus Politeknik STENKO semaksimal mungkin.
Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi berkembang juga metode
atau teori yang baru tentangnya dari waktu ke waktu. Hal ini seiring dengan terus berkembang
teknologi (dan keinginan lebih untuk mengungkapkan sebuah disain) dewasa ini sampai pada tahap
multimedia dan cyberspace, yakni sebuah ruang ilusif yang dibentuk melalui media digital berupa bit bit
informasi dalam database komputer, yang menghasilkan pengalaman-pengalaman halusinasi.
Itulah realitas yang menyertai kehidupan kita dari hari ini, hingga hari-hari mendatang. Kehidupan
yang ditandai dengan perubahan yang ekstra cepat di segala sektor, khususnya informasi dan
teknologi. Hingga kemudian memunculkan kepercayaan, bahwa masa depan akan dikuasai siapapun
yang dapat menguasai teknologi dan informasi. Semua itu menunjukkan tanda-tanda bahwa sedang
terjadi perubahan radikal menyangkut media. Artinya, peran manusia sebagai subjek pelaku,
sebenarnya akan tergantikan oleh alat-alat yang dipercaya lebih efektif dan efisien, baik dari segi
waktu dan jarak (telepon, e-mail, internet). Salah satu hasil kemajuan teknologi informasi adalah
munculnya jaringan cyberspace dalam internet merupakan sebuah kompleksitas akan konstelasikonstelasi
makna tempat ataupun guna yang hadir memberikan nuansa ruang yang tidak terpikirkan
bahkan tak terduga merupakan realita dalam kehidupan cyberspace yang sebenarnya ini
menggambarkan adanya hakikat 'ruang' pada dunia informasi elektronik yang sedang menggejala
sekarang. Dalam pada itu gejala ini sangat terasa pengaruhnya pada bidang pendidikan, lebih khusus
lagi pada pendidikan tinggi di mana merupakan pendidikan yang lebih dekat menuju dunia nyata dunia
keprofesian sesuai dengan bidang disiplin ilmu embanannya. Sementara PoliteknikSTENKO secara
perencanaan akademiknya memiliki beberapa target jangka panjang di mana salah satunya
mewujudkan kampus terpadu dan representatif untuk proses belajar mengajar yang sesuai dengan
disiplin ilmu embanannya. Kemudian ranah arsitektur memiliki neka macam metode dan teori yang
mungkin digunakan untuk mengejawantahkan kesan cyberspace dalam bangunan kampus itu, di
mana salah satunya akan diterapkan bagi maksud tersebut.
Selanjutnya akan terwujud suatu kristalisasi dari pembahasan itu yang merupakan sebuah
perjalanan teoritis tentang profil serta gambaran Politeknik STENKO dengan segala kegiatannya, dan
kemudian bagi ranah teori tentang cyberspace dalam pemaknaannya secara terori arsitektural, yang
untuk selanjutnya kedua bahasan tersebut diungkapkan dalam anaiisa untuk memperoleh jalan
menuju perwujudan konsep perancangannya.
Kemudian arsitektur diharapkan mampu mengakomodasi cyberspace ini ke dalam ranah fisik
arsitektural. Cyberspace sebagai media pengejawantahan komposisi bentuk dan ruang [maya] ke
dalam ranah arsitektural yang dapat memberikan satu warna tersendiri kepada penikmatnya. Hal ini
nantinya merupakan pencarian secara metafor akan makna 'ruang maya' melalui pengolahan
komposisi bentuk maupun elemen-elemen arsitektural yang saling menusuk (interseksi), menopang,
menindih ataupun 'menutup' namun sekaligus 'membuka' serta memberi pengaruh pada suasana
ruang maupun tampilan bangunan nantinya berbeda pada setiap sisi bahkan ke'ruang'annya dan
kemudian memunculkan kesan transparan, serta kesan 'bergerak' melayang yang ditopang dengan
efek pencahayaan yang diolah sedimikan rupa untuk maksud itu.
Collections
- Architecture [3718]