Show simple item record

dc.contributor.authorSholehah
dc.date.accessioned2019-01-31T03:43:15Z
dc.date.available2019-01-31T03:43:15Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13411
dc.description.abstractRaudhatul Athfal Al-lkhlas Bulungan, sebagai lembaga pendidikan pra sekolah yang bernafaskan Islam, mempergunakan metode pembelajaran melalui bernyanyi dan audio visual sebagai daya tarik sistem pembelajarannya. Tuntutan ini berkonsekuensi pada kenyamanan akustik yang mendukung metode pembelajaran tersebut. Dengan demikian, bagaimana kenyamanan auditori ruang kelas yang mendukung metode pembelajaran dengan bernyanyi dan audio visual merupakan permasalahan penelitian yang perlu diformulasikan sebagai konsep perancangan. Suara bising baik itu berasal dari dalam maupun luar bangunan, luasan, bentuk dan bahan-bahan pembetuk kelas, dimensi dan bahan bukaan, furniture serta vegetasi dan barier pada exterior, merupakan parameter yang digunakan dalam pengumpulan data, yang dilakukan dengan cara pengkuran dan pengamatan. Pengukuran dilakukan pada sumber-sumber bising dengan mempergunakan alat sound level meter untuk mengetahui kuat bising yang ditimbulkan. Sedangkan data yang berhubungan dengan bahan-bahan pembentuk ruang, furniture vegetasi dan barrier dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mempergunakan rumus logaritma tingkat tekanan suara dan rumus yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan bahan pada elemen interior dan furniture ruang kelas. Dari hasil pengukuran lapangan diperoleh temuan, bahwa seluruh ruang kelas menerima bising diatas ambang batas, dengan kesenjangan berkisar antara 18-23 dB dari standar kebisingan yang diijinkan yaitu sebesar 45 dB. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dan quisioner kepada siswa dan guru yang merasakan adanya kelebihan tingkat bising kelas. Perbedaan tingkat bising suara yang berkisar antara 18-23 dB tersebut diolah dengan cara menambahkan nilai insuli ( STC ) pembentuk ruang kelas, yang diimplikasikan pada bahan-bahan pembentuk ruang yaitu pada dinding, bukaan, lantai dan plafon. Sedangkan untuk suara yang ditimbulkan dari dalam bangunan agar terjadi penyebaran suara, diterapkan melalui dua macam modifikasi layout ruang. Modifikasi diimplementasikan pertama, dengan membongkar layout ruang yang saling berhadapan, agar suara dari ruang satu tidak mengumpul di ruang lain, akan tetapi dialirkan langsung ke ruang terbuka. Kedua, dengan memodifikasi bahan-bahan pembentuk ruang yang sudah ada. Bahan dinding yang mempergunakan kayu diberi tambahan dengan lapisan fiber glass dan woll berongga dengan finishing gypsum, yang berfungsi sebagai elemen akustik. Sedangkan untuk dimensi bukaan tetap dipertahankan, hanya bahan kaca diganti dengan bahan yang lebih tabal. Modifikasi juga dilakukan pada lantai kelas. Semula hanya mempergunakan tegel, kemudian diberi lapisan karpet tebal. Selain berfungsi sebagai elemen akustik, penambahan karpet juga dikarenakan alasan keamanan dan kenyamanan anak.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAkustik Ruangen_US
dc.subjectMendukung Metode Pembelajaranen_US
dc.subjectBernyanyien_US
dc.subjectAudio Visualen_US
dc.subjectRaudhatul Athfal Al-Iklasen_US
dc.subjectBulungan, Kalimantan Timuren_US
dc.titleAkustik Ruang yang Mendukung Metode Pembelajaran dengan Bernyanyi dan Audio Visual pada Raudhatul Athfal Al-Iklas Bulungan, Kalimantan Timuren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record