Show simple item record

dc.contributor.authorSubandi, Lepti
dc.contributor.authorHartanto, Robby Dwi
dc.date.accessioned2019-01-24T08:21:50Z
dc.date.available2019-01-24T08:21:50Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13241
dc.description.abstractIndonesia termasuk daerah rawan gempa, terutama didaerah-daerah tertentu. Kerusakan bangunan gedung akibat gaya gempa ini sering terjadi vang mana kerusakan non-struklur umumnya relative kompleks. Oleh karena itu evaluasi kerusakan umumnya dutujukan terhadap struktur utama dengan beberapa asumsi. Terdapat banyak respon parameter dan model estimasi kerusakan struktur yang dapat dipakai, tetapi perlu memilih model yang tepat. Penggunaan model-model tersebut untuk penelitian dengan memperhitungkan efek rotasi fondasi pada struktur bangunan beton bertulang beIurn banyak dilakukan. Hal ini berkaitan bahwa selama mi kita merencanakan struktur bangunan dengan anggapan dukungan pondasi jepit. Sedang kita ketahui bahwa tanah dasar bukanlah material yang rigid, tetapi mempunyai fleksibilitas yang memungkinkan terjadi interaksi antara tanah dan struktur. Pada kondisi ini lantai dasar tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk berfungsi secant jepit. Pada penelitian ini dipakai model bangunan yaitu struktur beton bertulang daktail bertingkat 10 lantai kombinasi antara frame dan wall dengan memperhitungkan variasi kekakuan balok fondasi . Bangunan ini terletak pada wilayah gempa III dengan kondisi tanah lunak. Ditinjau tiga model fondasi yaitu fondasi jepit (Fix), fondasi di atas tanah yang fleksible (Flex) dan 'fondasi sendi murni yang masing-masing dibebani beban mati, hidup dan gempa statis. Untuk desain struktur atas digunukan properti bahan yang relatif standar umum dipakai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa momen yang terjadi pada fondasi jepit (Fix) lebih kecil dibandingkan momen yang terjadi pada fondasi di atas tanah yang fleksible (Flex) dan fondasi sendi murni. Juga momen pada portal yang dikenai dinding geser (shear-wall) lebih besar dibanding portal yang tidak dikenai shear-wall. Disamping itu, gaya geser yang terjadi pada frame-wall dengan fondasi jepit (Flex) lebih besar. Tugas akhir ini juga nembahas tentang desain struktur beton secara keseluruhan dengan pengambilan momen rencana pada as kolom dan muka kolom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain struktur dengan tinjauan momen di as kolom relative lebih boros.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDesain Strukturen_US
dc.subjectFrame-Wall Ductileen_US
dc.subjectMemperhitungkan Kekakuan Balok Pondasien_US
dc.titleDesain Struktur Frame-Wall Ductile dengan Memperhitungkan Kekakuan Balok Pondasien_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record