Show simple item record

dc.contributor.authorRahmasari, Ratna
dc.date.accessioned2016-12-07T03:01:36Z
dc.date.available2016-12-07T03:01:36Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1323
dc.description.abstractAnak autisme atau anak dengan kebutuhan khusus termasuk anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan perilakunya. Perilaku anak-anak ini yang antara lain terdiri dari wicara (keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa) dan okupasi (gerak gerik kasar dan kurang luwes bila dibanding dengan anak-anak seumurnya), tidak berkembang seperti anak normal. Padahal kedua jenis ini penting untuk komunikasi dan sosialisasi. Pemilihan lokasi di Jogjakarta karena tempat terapi untuk penyandang autisme di Jojakarta masih sedikit dan belum memadai. Lokasi site terletak di daerah yang sejuk dan sehat, jauh dari kebisingan. Kondisi psikologis anak autis diangkat menjadi tema dalam memilih konsep perancangan design. Dalam hal ini kondisi psikologis anak autis dibagi menjadi 3 tingkatan pasien terapi yaitu : tingkat dasar, tingkat intermediate, tingkat advanced. Dari 3 tingkatan tersebut didapat kata kunci desain. Cluster merupakan kata kunci desain dati kondisi psikologis anak autis yang mampu berinteraksi dan berkelompok, cuek dan menolak adanya perubahan. Tidak beraturan merupakan kata kunci desain dari kondisi psikologis anak autis yang labil. Beraturan merupakan kata kunci desain dari kondisi psikologis anak autis yang cukup stabil tenang dan perilaku anak autis yang berulang-ulang. Dinamis merupakan kata kunci dari kondisi psikologis anak autis yang aktif. Hasil akhir pada rancangan untuk bentuk denah didapat dari kondisi psikologis anak autis yang masih cenderung cuek sendiri diwujudkan dengan bentuk massa yang patah-patah kemudian mereka diarahkan untuk belajar berkelompok dengan suatu proses terapi diwujudkan dengan bentuk massa lingkaran, kemudian setelah diterapi mereka diharapkan dapat sembuh dan mampu untuk berinteraksi dengan orang lain diwujudkan dengan bentuk massa yang Cluster atau saling overlap sehingga menjadi satu massa yang utuh. Warna yang sesuai untuk kondisi psikologis anak autis yang belum dapat berinteraksi dengan orang lain yaitu merah, merah muda dan biru muda. Untuk kondisi psikologis anak autis yang labil yaitu warna biru tua, hijau tua dan biru kehijau-hijauan. Untuk kondisi psikologis anak autis yang cukup stabil yaitu warna biru dan kuning, untuk kondisi psikologis anak yang aktifnyaitu warna hijau muda, biru muda atau abu-abu.Tekstur yang sesuai dengan kondisi psikologis anak autis yaitu tekstur kasar dan halus dimana tekstur tersebut diwujudkan pada dinding, lantai, furniture dan ornamen lainnya. Tampak menekankan pada konsep dinamis dan beraturan. Dimana konsep tersebut tertuang pada bentuk atap yang dinamis, bentuk-bentuk kolom yang menonjol berjajar beraturan diambil dati perilaku anak autis yang berulang-ulang. Bentuk jendela ditata beraturan dan tidak beraturan. Tata ruang dan sirkulasi disesuaikan dengan tingkatan dan kondisi psikologisnya.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectPusat Terapi Autistik di Jogjakartaen_US
dc.subjectKondisi Psikologisen_US
dc.subjectAnak Autisen_US
dc.subjectsebagai Dasar Perancanganen_US
dc.titlePusat Terapi Autistik di Jogjakarta: Kondisi Psikologis Anak Autis sebagai Dasar Perancanganen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record