POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH YANG DILAKUKAN OLEH SEKTOR INFORMAL DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA
Abstract
Penduduk Kota Yogyakarta berdasarkan data BPS Provinsi DIY pada tahun 2017
sebesar 422.732 jiwa. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta
pada tahun 2018 tercatat Kota Yogyakarta memiliki timbulan sampah pemukiman
sebesar 0,625 kg/org/hari dan total sampah dari Kota Yogyakarta yang masuk ke
TPA mencapai 260 ton/hari. Peningkatan jumlah penduduk serta aktivitas
memberikan dampak terhadap jumlah sampah yang meningkat. Permasalahan
persampahan di Kota Yogyakarta memerlukan pengelolaan yang lebih baik.
Pengelolaan sampah dapat dibantu dengan adanya sektor informal yaitu pengepul.
Pengepul sampah merupakan orang yang bekerja membeli barang bekas yang sudah
tidak terpakai dengan menggunakan modal uang kemudian menjualnya kembali.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi eksisting pengepul, proses
pengelolaan yang dilakukan oleh pengepul, menganalisis permasalahan yang
dihadapi serta menganalisis peran pengepul dalam pengurangan sampah yang ada
di wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Dalam penelitian ini didapatkan 16 pengepul dari 11 kecamatan yang
ada di Kota Yogyakarta. Terdapat tujuh proses pengelolaan sampah yang dilakukan
oleh pengepul sampah di Kota Yogyakarta. Permasalahan yang dihadapi oleh
pengepul adalah kondisi ekonomi dan lahan usaha. Pengepul memiliki peran untuk
turut serta dalam pengurangan sampah di Kota Yogyakarta mulai dari 2,4 ton per
bulan hingga 52 ton per bulan dan didapatkan persentase pengurangan sampah
sebesar 0,025% dengan keuntungan rata-rata Rp1.807.200,00 s/d
Rp223.080.000,00 /bulan.
Collections
- Environmental Engineering [1435]