dc.contributor.advisor | Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch, PhD | |
dc.contributor.author | Yunita Dwi Widyarini, 14512050 | |
dc.date.accessioned | 2019-01-22T03:21:35Z | |
dc.date.available | 2019-01-22T03:21:35Z | |
dc.date.issued | 2018-12-21 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13064 | |
dc.description.abstract | Kota solo memiliki julukan kota budaya, sebutan tersebut diberikan karena kota solo memiliki kearifan budaya jawa yang masih dijaga. Beberapa kota di Solo juga memiliki potensi wisata di masing- masing kampungnya, berbagai komunitas local seperti musik, seni tari, kerajinan emas dan intan, industri Batik Solo. Keroncong merupakan salah satu peninggalan budaya yang perlu dilestarikan. Saat ini eksistensi musik keroncong semakin berkembang dan mulai banyak di bawakan dengan berbagai arassemen. Solo memiliki potensi kebudayaan akan kentalnya musik keroncong di berbagai wilayah, Namun pemerintah kota solo selama ini belum sempat mengoptimalkan potensi yang berada di kota solo.
Pada aspek tersebut perancang mengangkat salah satu kesenian yang merupakan bagian dari sejarah di Bengawan Solo yaitu musik Keroncong yang menjadi daya tarik bagi wisatawan kota maupun luar kota. Lokasi perancangan ini berada di Kelurahan Sangkrah, yang merupakan bangunan gudang yang sudah tidak memiliki fungsi khusus. Tujuan dari perancangan ini untuk mewadahi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keroncong sehingga dapat meningkatkan kualitas eksistensi. Sasaran perancangan yaitu Merancang dan menata ruang dalam Museum yang dapat di akses dengan mudah dan di kunjungi oleh masyarakat maupun wisatawan. Merancang museum dengan mempertimbangkan fasad, akustik dan juga pencahayaan agar dapat menciptakan nuansa lokal dengan dukungan pemilihan material lokal. Metode perancangan ini berkaitan dengan tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam merancang. Dimulai dengan pengumpulan data yang terkait persoalan hingga tahapan mengeluarkan hasil rancangan Museum Keroncong sebagai Landmark kota di Solo. Dengan kesederhanaan keroncong dan diaplikasikan material lokal yang sederhana menjadi fasad bangunan serta bukaan pada bangunan. Kesimpulan dari hasil rancangan museum dapat menjadi landmark yang dinamis dilingkungan kawasan sangkrah, serta dapat menjadi eksistensi musik keroncong yang dapat digunakan berbagai kalangan. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Museum | en_US |
dc.subject | Solo | en_US |
dc.subject | Keroncong | en_US |
dc.subject | Landmark | en_US |
dc.title | Museum Keroncong Sebagai Landmark Solo Keroncong Museum As a Landmark at Solo | en_US |
dc.type | Undergraduate Thesis | en_US |