AKTIVITAS ANTI-RHEUMATOID ARTHRITIS FRAKSI TIDAK LARUT HEKSANA EKSTRAK DIKLOROMETANA DAUN SENDOK (Plantago Major.L) TERHADAP VOLUME UDEM DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIS JARINGAN SENDI KAKI PADA TIKUS WISTAR BETINA
Abstract
Rheumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi autoimun-sistemik,
progresif dan kronis yang prinsipnya merusak sendi-sendi sinovial. Daun sendok
(Plantago major.L) diketahui memiliki aktivitas, antiinflamasi, penghambat
lipooksigenase, dan penghambat sintesis prostaglandin. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas anti-rheumatoid arthritis ekstrak diklorometana P.major
terhadap volume udema kaki dan histopatologi tikus wistar betina yang diinduksi
Complete Freund’s Adjuvant (CFA). Sebanyak 30 ekor tikus Wistar betina dibagi
menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (tanpa perlakuan), kontrol positif
(natrium diklofenak), kontrol negatif (pemberian CFA), kelompok fraksi tidak larut
hekana daun sendok dosis 280 mg/kgBB, dan 420 mg/kgBB, dan 560 mg/kgBB.
Kelompok kontrol diberikan CFA secara subplantar sebagai penginduksi
rheumatoid arthritis pada hari ke-0. Volume udema kaki tikus diukur setiap tiga hari
sekali. Selama masa penelitian diamati perkembangan arthritis dan pada hari ke 47
tikus dikorbankan masing-masing 3 ekor tiap kelompoknya, kemudian telapak
kakinya dibuat preparat histopatologis dengan pewarnaaan hematoksillin eosin
untuk melihat infiltrasi seluler dengan pembentukan sel osteoklas. Dari penelitian
ini ditemukan dalam FTLH P.major terkandung senyawa asam ursolat. Pada uji
aktivitas antirheumatoid arthritis volume udem mampu menurunkan volume udem
secara signifikan sebesar 15,70%; 15,94% dan 1,49%. Hasil dari gambaran
histopatologis sel radang menunjukkan adanya penurunan, dan tidak terbentuk
osteoklas pada kelompok perlakuan. Hal tersebut menandakan bahwa P.major
memiliki aktivitas anti-rheumatoid arthritis.
Collections
- Pharmacy [1444]