Pengembangan Terminal Induk Km.6 di Banjarmasin
Abstract
Dilihat dan perkembangan transportasi di kota Banjarmasin yang tiap tahun mengalami peningkatan baik jumlah penumpang dan kendaraan, tercatat perkembangan jumlah kendaraan dari tahun 1994-1997 rata-rata perkembangannya adalah 5,99 %, perkembangan jumlah penumpang tercatat 10 %. Potensi wilayah Terminal Induk Km.6 Banjarmasin yang terletak pada lokasi yang strategis karena terletak pada jalur angkutan regional, di luar rencana jalur jalan lingkar, tapi memiliki luas lahan yang terbatas. Kondisi Terminal Induk di km 6 sekarang dalam perancangan awalnya masih minim fasilitas utama dan penunjang. Sehingga lokasi tersebut sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sebuah terminal tipe A, yang dapat menampung peningkatan kegiatan terminal sampai dengan 15 tahun mendatang dengan mengoptimalkan luas lahan yang terbatas.
Dilihat dan latar belakang permasalahan, maka permasalahan umum yang diangkat adalah bagaimana mengoptimalkan luas lahan terminal yang terbatas sehingga dapat mewadahi kegiatan di dalam terminal terus meningkat.
Adapun permasalahan khususnya adalah :
1) Bagaimana mendapatkan
besaran
ruang
terminal
yang
efektif pada
lahan
terbatas tetapi mampu menampung perkembangan kegiatan di dalam terminal.
2) Bagaimana mendapatkan komposisi
ruang
fasilitas
utama
dan
penunjang
terminal
dengan
memperhatikan
tata
letak
ruang
yang
optimal
tetap
mensyaratkan kenyamanan bagi pelaku kegiatan di dalam terminal.
3. Bagaimana
mendapatkan
pola
sirkulasi
yang
memberikan
kemudahan,
mengurangi terjadinya krossing antara kendaraan dengan penumpang tetap
memperhatikan kelancaran dari segi pelayanan.
Pengembangan
Terminal
Induk
Km.
6
di
Banjarmasin
bertujuan
mendapatkan konsep optimasi luas lahan terminal yang melayani AKAP/AKDP
urtuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas utama dan pendukung sebuah terminal berskala tipe A.
Metode pembahasan yang dilakukan adalah menggunakan metode induktif dan metode perancangan J.C. Jones yaitu gagasan, informasi, analisis, sintesa, evaluasi dan optimasi.
Untuk mendapatkan alternatif desain bangunan maka dilakukan analisa pendekatan terhadap modul gerak kendaraan dan perhitungan daya tampung terminal, sehingga akan didapatkan besaran ruang yang optimal terhadap luas lahan. Studi komposisi ruang untuk mendapatkan susunan tata letak ruang yang optimal dengan tetap memiliki kenyamanan, serta pola sirkulasi yang mudah dengan mengurangi terjadinya krosing antara penumpang dan kendaraan atau kendaraan dengan kendaraan.
Collections
- Architecture [3648]