Evaluasi Pengelolaan Limbah Obat Di Fasilitas Kesehatan Dasar Di Kota Yogyakarta
Abstract
Yogyakarta merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, dimana peningkatan tersebut harus diikuti dengan fasilitas kesehatan dasar yang memadai, seperti Puskesmas, dan klinik kesehatan. Pesatnya pertumbuhan fasilitas kesehatan di Kota Yogyakarta memberikan kontribusi signifikan dalam menghasilkan limbah obat yang sudah kadaluarsa/rusak. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengelolaan limbah obat kadaluarsa agar tidak berdampak buruk secara langsung terhadap kesehatan dan lingkungan. Lokasi penelitian yang dilakukan di 20 Fasilitas Kesehatan dasar milik Pemerintah, yang terdiri dari sampel Puskesmas sebanyak 14 unit dan Klinik sebanyak 6 unit yang terdapat di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah menilai tingkat pengetahuan dan sikap petugas dalam mengelola limbah obat di fasilitas kesehatan dasar dengan wawancara dan observasi yang dilakukan dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas fasilitas kesehatan, terutama Puskesmas sudah melaksanakan sistem pengelolaan limbah obat
ii
kadaluarsa sesuai dengan SOP yang ada pada PerMenKes No 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, sedangkan untuk Klinik belum melaksanakan pengelolaan limbah obat kadaluarsa/rusak sesuai dengan SOP karena untuk pengelolaan limbah obat biasanya masih dilakukan oleh pihak ketiga. Sebanyak 30 orang petugas (75,00%) fasilitas kesehatan dasar di Kota Yogyakarta memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap pengelolaan limbah obat, 8 orang (20,00%) memiliki pengetahuan sedang dan sebanyak 2 orang (5,00%) petugas memiliki pengetahuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petugas fasilitas (100%) kesehatan di Kota Yogyakarta memiliki sikap yang positif terhadap pengelolaan limbah obat kadaluarsa/rusak.
Collections
- Environmental Engineering [1430]