Pemanfaatan Lumpur Lapindo Brantas sebagai Bahan Campuran Pembuatan Genteng
Abstract
Keberadaan lumpur hasil semburan dari kegiatan eksplorasi migas PT
Lapindo Brantas sangat meresahkan masyarakat sekitar, karena telah menyebabkan
masyarakat kehilangan tempat tinggal, harta, mata pencaharian dan lain - lain.
Karakteristik Lumpur yang mengandung siliika serta butiran pasir yang halus maka
dimungkinkan pemanfaatannya. Pengolahan secara khusus untuk menghilangkan
lumpur ini yaitu dengan memanfaatkannya untuk dijadikan genteng. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh terhadap sifat fisik genteng, terutama kuat lentur
dan kerapatan air
Salah satu metode pengolahan yang digunakan adalah solidifikasi lumpur
lapindo sebagai genteng. Dalam proses solidifikasi ini, digunakan bahan susun
berupa tanah liat, penambahan lumpur dengan berbagai konsentrasi yaitu 0%, 10%,
20%, 30% dan 40% lumpur dalam bahan-bahan genteng. selanjutnya dicetak dengan
mesin press ukuran 31cm x23cm x1.5cm. Setelah pencetakan genteng selesai, maka
genteng ditaruh di dalam ruangan yang lembab. Setelah genteng berumur 2 hari,
genteng dijemur selama 2 hari. Lalu genteng dibakar dalam tungku selama 10 jam.
Genteng ditimbang berat basah, setelah itu di oven selam 1x24 jam. Lalu ditimbang
berat kering, masing-masing variasi percohaan dibuat 10 sampel genteng.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa, penambahan lumpur lapindo
sebagai bahan pembuatan genteng menunjukkan suatu hasil yang berbeda dari
genteng tanpa tambahan lumpur. Masuknya bahan tambahan sampai 20%
menyebabkan kenaikan kuat lentur, ini karena nilai COLEnya menjadi rendah akibat
penambahan pasir dan nilai plastisitasnya meningkat sedangkan masuknya bahan
tambahan 30% dan 40% menyebabkan penurunan nilai kuat lentur, karena
mengurangi ikatan antara bahan gentengyang satu dengan yang lain. Dan juga oleh
penurunan kuantitas atau jumlah mineral (kaolin) berdasarkan pengujian kuat lentur.
Pada penambahan 20% Lumpur didapat hasil kuat lentur paling besar yaitu 30,145
kg cm². Sedangkan untuk uji kerapatan air didapat relatif baik pada penambahan
lumpur10-40%
Sehingga dapat ditarik kesimpulan presentase penambahan lumpur yang
paling optimum dalam pembentukan genteng dari aspek teknis (kuat lentur dan
kerapatan air) adalah 20%
Collections
- Environmental Engineering [1440]