Pengaruh Rebusan Daun Belintas (Pluchea Indica. L.Less) terhadap Siklus Estrus dan Jumlah Kelahiran Janin pada Tikus Betina Galur Wistar
Abstract
Daun beluntas ( Pluchea indica. L. Less ) secara tradisional digunakan
untuk obat pengatur haid atau peluruh haid. Oleh karena itu dilakukan penelitian
pengaruh rebusan daun Pluchea indica. L. Less terhadap siklus estrus dan jumlah
kelahiran janin pada tikus betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh rebusan daun Pluchea indica L. Less sebagai obat antifertilitas terhadap
siklus estrus dan jumlah kelahiran janin pada tikus betina galur Wistar sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai obat kontrasepsi oral alternatif. Kelompok tikus dibagi
menjadi 4 kelompok yang mana tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus.
Rebusan daun beluntas dipejankan secara oral sekali sehari selama 15 hari.
Kelompok I diberi aquades dosis 2 ml / 200 gram BB sebagai kontrol negatif,
kelompok II diberi rebusan daun beluntas ( Pluchea indica.L.Less,) setara dengan
daun 945 mg/ KgBB, kelompok III diberikan rebusan daun beluntas (Pluchea
/W/'ca. L.Less) setara dengan daun 9450 mg / KgBB dan kelompok IV diberi Pil
KB dosis 0.02268 mg / Kg BB sebagai kontrol positif. Kemudian pengamatan
meliputi pengamatan siklus estrus diketahui melalui pengamatan pada apus
vaginanya, kemudian hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan ANOVA
satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan LSD. Untuk
pengamatan jumlah kelahiran janin kelompok tikus dikelompokan menjadi 4
kelompok yang mana tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus, pada akhir
proestrus dan awal estrus tikus dikawinkan, pada 10 hari pertama kebuntingan
dipejankan secara oral setiap hari. Setelah umur kebuntingan 21 hari, tikus di
bedah kemudian hitung tempat implantasi, jumlah janin, dan korpus luteum.
Kemudian hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan ANOVA satu jalan
dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan analisis LSD. Pada
pengamatan fase estrus, fase proestrus, fase metestrus dan fase diestrus didapatkan
perbedaan yang signifikan (P < 0.05) antara kelompok perlakuan. Hasil
pengamatan mikroskopik menunjukkan bahwa fase metestrus dan fase diestrus
bertambah lama dan fase proestrus dan estrus akan berkurang dengan pemberian
rebusan daun beluntas. Untuk pengamatan jumlah kelahiran, resorbsi awal dan
resorpsi akhir di dapatkan perbedaan yang signifikan (P < 0.05) antar kelompok
perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa rebusan daun beluntas mempunyai efek
antifertilitas terlihat dari berkurangnya jumlah kelahiran janin yang berbeda nyata
dengan kelompok kontrol.
Collections
- Pharmacy [1444]