Show simple item record

dc.contributor.authorAnisa, Soraya Nur
dc.date.accessioned2018-12-14T01:51:02Z
dc.date.available2018-12-14T01:51:02Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/12144
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu Wilayah Asia yang sudah sejak lama memutarkan film kartun (anime) dan menerbitkan buku komik (manga), dan anak muda Indonesia yang menyukai segala sesuatu tentang jepang mulai merambah Style dari Jepang yang kerap di juluki "Costum play" atau Harajuku's style ini. Di Jakarta ± sejak 7 tahun lalu mulai marak diselenggarakan festival Jepang yang mengedepankan acara "Costum Plaf. Di Yogyakarta mulai saat sebuah komunitas Jepang Shimatta!!! (J-Rock Community) mengadakan acara Jajan Seven Days yang mencoba merangkul seluruh komunitas di Yogyakarta untuk turut serta, mulai dari Penjualan komik, pernak-pernik, masakan, acara Akustikan, Penjualan CD lagu, Film, TV series VCD dorama Jepang tak lupa Lomba Costum Play, Acara pertama yang berani menampilkan Cosplayer (sebuatan untuk orang yang melakukan Costum play) yang cukup berhasil. Disusul dengan gebrakan dari komunitas Hikaru yang mengadakan Sound OfL'Arc en del sebuah parade Band Yogya yang mengusung lagu dari satu band Jepang yang sangat booming saat itu. Antusias penonton sangat terlihat dari gaya berpakaian mereka yang terlihat mengusung Japanese style saat menghadiri acara terbesar dunia Jejepangan Yogyakarta tahun 2005. Sejak saat itu "Costum play" atau Japan's Style menjadi ciri dari seluruh acara. Para Cosplayer ini kebanyakan membuat sendiri pakaian yang akan mereka kenakan, karena belum banyak penjahit di Yogyakarta pada khususnya yang mampu menuangkan gambar dalam bentuk nyata, kerumitan pada detailnya membuat para penjahit tidak mau menerima pesanan baju-baju model Harajuku's style. Jika para Cosplayer tidak menemukan penjahit yang sesuai, maka mereka me-Mix and (Mis)Match kan beberapa pakaian dan tak lupa aksesories untuk memenuhi tema Harajuku yaitu pakaian Bertumpuk-tumpuk, abrak sana-sini, dan penuh warna, kreatif dalam penggabungan bahan maupun warna, namun semuanya itu belum cukup bila tidak didukung dengan rasa percaya diri yang tinggi dalam penampilannya. Dengan keadaan seperti ini maka diperlukan sekolah busana yang mengkhususkan desain Harajuku's Style, yang dapat mewujudkan imajinasi cosplayer dalam berekspresi sehingga sekolah ini dapat lebih memperkaya pengetahuan dan kemampuan penjahit di Yogyakarta dalam berkarya dan semakin memasyarakatkan pakaian Harajuku's Stryle, dan membantu perkembangan dunia penyuka Jepang di Indonesia. Bagaimana mengolahnya menjadi sebuah bangunan modern yang tidak lepas dari nilai tradisional Jepang dan pengolahan fasad serta tata ruang berdasarkan pada aktifitas dan karakter komunitas harajuku sehingga dapat menampung seluruh kegiatan belajar mengajar sekolah busana dan sebagai wadah komunitas Jepang yang ada di Yogyakarta.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSekolah Busanaen_US
dc.subjectHarajuku' Styleen_US
dc.titleSekolah Busana Harajuku' Style di Yogyakarta Penekanan pada aktifitas dan karakter komunitas Harajuku sebagai dasar pengolahan fasad dan tata ruang sekolah busanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record