Sekolah Busana Harajuku' Style di Yogyakarta Penekanan pada aktifitas dan karakter komunitas Harajuku sebagai dasar pengolahan fasad dan tata ruang sekolah busana
Abstract
Indonesia merupakan salah satu Wilayah Asia yang sudah sejak lama
memutarkan film kartun (anime) dan menerbitkan buku komik (manga), dan
anak muda Indonesia yang menyukai segala sesuatu tentang jepang mulai
merambah Style dari Jepang yang kerap di juluki "Costum play" atau
Harajuku's style ini.
Di Jakarta ± sejak 7 tahun lalu mulai marak diselenggarakan festival
Jepang yang mengedepankan acara "Costum Plaf. Di Yogyakarta mulai saat
sebuah komunitas Jepang Shimatta!!! (J-Rock Community) mengadakan
acara Jajan Seven Days yang mencoba merangkul seluruh komunitas di
Yogyakarta untuk turut serta, mulai dari Penjualan komik, pernak-pernik,
masakan, acara Akustikan, Penjualan CD lagu, Film, TV series VCD dorama
Jepang tak lupa Lomba Costum Play, Acara pertama yang berani menampilkan
Cosplayer (sebuatan untuk orang yang melakukan Costum play) yang cukup
berhasil. Disusul dengan gebrakan dari komunitas Hikaru yang mengadakan
Sound OfL'Arc en del sebuah parade Band Yogya yang mengusung lagu dari
satu band Jepang yang sangat booming saat itu. Antusias penonton sangat
terlihat dari gaya berpakaian mereka yang terlihat mengusung Japanese style
saat menghadiri acara terbesar dunia Jejepangan Yogyakarta tahun 2005.
Sejak saat itu "Costum play" atau Japan's Style menjadi ciri dari seluruh
acara. Para Cosplayer ini kebanyakan membuat sendiri pakaian yang akan
mereka kenakan, karena belum banyak penjahit di Yogyakarta pada khususnya
yang mampu menuangkan gambar dalam bentuk nyata, kerumitan pada
detailnya membuat para penjahit tidak mau menerima pesanan baju-baju model
Harajuku's style. Jika para Cosplayer tidak menemukan penjahit yang sesuai,
maka mereka me-Mix and (Mis)Match kan beberapa pakaian dan tak lupa
aksesories untuk memenuhi tema Harajuku yaitu pakaian Bertumpuk-tumpuk,
abrak sana-sini, dan penuh warna, kreatif dalam penggabungan bahan
maupun warna, namun semuanya itu belum cukup bila tidak didukung dengan
rasa percaya diri yang tinggi dalam penampilannya.
Dengan keadaan seperti ini maka diperlukan sekolah busana yang
mengkhususkan desain Harajuku's Style, yang dapat mewujudkan imajinasi
cosplayer dalam berekspresi sehingga sekolah ini dapat lebih memperkaya
pengetahuan dan kemampuan penjahit di Yogyakarta dalam berkarya dan
semakin memasyarakatkan pakaian Harajuku's Stryle, dan membantu
perkembangan dunia penyuka Jepang di Indonesia. Bagaimana mengolahnya
menjadi sebuah bangunan modern yang tidak lepas dari nilai tradisional Jepang
dan pengolahan fasad serta tata ruang berdasarkan pada aktifitas dan karakter
komunitas harajuku sehingga dapat menampung seluruh kegiatan belajar
mengajar sekolah busana dan sebagai wadah komunitas Jepang yang ada di
Yogyakarta.
Collections
- Architecture [3658]