ANALISIS RASIONALITAS PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS BANTUL I DENGAN PUSKESMAS KASIHAN II KABUPATEN BANTUL
Abstract
Prevalensi ISPA di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode
2013 sebesar 23,3% dan di Kabupaten Bantul angka kesakitan ISPA menempati
urutan tertinggi 10 besar penyakit yang cenderung meningkat. Tingginya angka
kesakitan ISPA yang diikuti dengan tingginya penggunaan antibiotik dapat
berpotensi menimbulkan risiko resistensi antibiotik apabila peresepan antibiotik
tidak rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat rasionalitas
penggunaan antibiotik untuk pasien ISPA di Puskesmas Bantul I dan Kasihan II
Kabupaten Bantul berdasarkan pedoman yang digunakan di puskesmas serta
guideline IDSA (Infectious Diseases Society of America) dan AAFP (American
Academy of Family Physicians). Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif dari data register SIMPUS dan resep pasien
ISPA selama bulan Januari – Desember 2017. Hasil penelitian menemukan
prevalensi peresepan antibiotik di Puskesmas Bantul I sebesar 14,22% dan di
Puskesmas Kasihan II sebesar 14,7%. Jenis antibiotik yang paling banyak
digunakan di kedua puskesmas tersebut adalah amoksisilin. Rasionalitas
peresepan antibiotik pada pasien ISPA berdasarkan Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas tahun 2007 diperoleh sebesar 36% di Puskesmas Bantul I dan di
Puskesmas Kasihan II sebesar 47,12%. Tidak terdapat peresepan antibiotik pada
pasien ISPA yang rasional berdasarkan guideline IDSA dan AAFP.
Collections
- Pharmacy [1444]