Show simple item record

dc.contributor.authorPriyadi, Unggul
dc.contributor.authorFirmansyah Aditya, Ferry
dc.date.accessioned2018-11-07T01:48:33Z
dc.date.available2018-11-07T01:48:33Z
dc.date.issued2017-11-22
dc.identifier.isbn978-602-450-211-9
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11547
dc.description.abstractPertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu proses pembangunan. Adapun syarat bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran maka pertumbuhan tersebut lebih menyebar di setiap golongan pendapatan termasuk digolongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat modal. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilihat dari pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan salah satu indikator makro yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu. Secara kuantitatif, PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat besaran ekonomi dan perubahan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi riil atau perubahan volume produksi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan konsentrasi geografis. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi geografis (geographical concentration) pertumbuhan ekonomi dan IPM 33 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2010-2015 menunjukkan indikasi pertumbuhan ekonomi dan IPM di tiap kabupaten di sudah terdistribusi, meskipun besaran nilai GC bervariasi dari tahun ke tahun. Tingkat konsentrasi geografis kemiskinan dan pengangguran menunjukkan bahwa pada tiap kebupaten terdistribusi, artinya di Provinsi Sumatera Utara kondisi tersebut kurang baik karena seharusnya kemiskinan dan pengangguran terpusat dibeberapa kabupaten bukan disetiap kabupaten. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang tertinggi pada tahun 2013 sedangkan rata-rata pertumbuhan yang terendah yakni pada 2015. Pertumbuhan ekonomi dari 33 kabupten, sebagian besar wilayah tingkat pertumbuhannya diatas 5% dari tahun 2010- 2015. Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2010, jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Medan dengan share 10 persen. Hal tersebut dibuktikan pada tahun yang sama secara regional, share pengangguran di Medan juga lebih tinggi dibanding daerah lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectPertumbuhan Ekonomi 33 Kabupaten Sumatera Utara, Konsentrasi geografis, Pangsa Regional, IPM, Kemiskinan, dan Pengangguran.en_US
dc.titleTINGKAT KONSENTRASI PERTUMBUHAN EKONOMI 33 KABUPATEN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011-2015en_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record