Show simple item record

dc.contributor.advisorMiftahul Fauziah, S.T., MT., PhD
dc.contributor.authorHandi Muhammad Muslimin, 13511205
dc.date.accessioned2018-09-20T08:20:05Z
dc.date.available2018-09-20T08:20:05Z
dc.date.issued2018-08-24
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10765
dc.description.abstractKonstruksi jalan raya yang dibangun di Indonesia beberapa diantaranya sering ditemui masalah pada lahan yang memiliki tanah dengan karakteristik lunak maupun lempung. Tanah lempung dapat mengembang dan menyusut dengan mudah (ekspansif) yang disebabkan oleh perubahan kadar air, hal tersebut menjadikan tanah lempung kurang stabil digunakan sebagai dasar pada perkerasan jalan, karena dapat menyebabkan kerusakan pada perkerasan baik retak maupun berlubang. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gypsum dan abu cangkang sawit terhadap nilai CBR (California Bearing Ratio) dan nilai pengembangan pada tanah lempung yang berasal dari kota Muara Enim, Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan. Penelitian ini melakukan pengujian terhadap sifat fisik tanah yang dilakukan di laboratorium, dan pengujian California Bearing Ratio (CBR) laboratorium dengan menggunakan kadar penambahan bahan stabilisasi gypsum ditetapkan 5% dan kadar abu cangkang sawit 0%, 5%, 7%, 9% dan 11% dengan masa pemeraman 3, 7, dan 14 hari. Pengujian CBR yang dilakukan adalah CBR unsoaked dan CBR soaked, dan melakukan pengujian swelling pada sampel tanah yang direndam selama 4 hari. Hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan klasifikasi USCS tanah yang digunakan dalam penelitian termasuk dalam kelompok OH yaitu jenis tanah dengan karakteristik lempung organik dengan plastisitas tinggi, dan berdasarkan klasifikasi AASHTO tanah termasuk dalam kelompok dengan kode A-7-5 yaitu tanah berlempung dengan penilaian umum untuk tanah dasar sedang sampai buruk. Hasil pengujian CBR Unsoaked tanah asli sebesar 10,09% dan CBR Soaked tanah asli sebesar 3,81%. Pengaruh penambahan bahan stabilisasi Gypsum dan Abu Cangkang Sawit pada nilai CBR Unsoaked diperoleh kenaikan nilai CBR optimum pada campuran Abu cangkang sawit 9% sebesar 143,32% dengan masa pemeraman 7 hari dengan nilai CBR Unsoaked sebesar 24,55%. Pada pemeraman 14 hari campuran abu cangkang sawit 9% mengalami sedikit penurunan nilai CBR dibandingkan pada pemeraman 7 hari dengan nilai CBR Unsoaked pada kadar abu cangkang sawit 9% pada pemeraman 14 hari sebesar 23,11%. Pada pengujian CBR soaked didapatkan kenaikan nilai CBR optimum pada abu cangkang sawit 9% sebesar 393,84% dengan nilai CBR Soaked sebesar 18,83%, namun pada kadar abu cangkang sawit 11% mengalami penurunan menjadi 293,92% dengan nilai CBR Soaked sebesar 15,02%. Berdasarkan pengujian pengembangan (Swelling) tanah asli didapatkan pengembangan sebesar 3,58%, dengan penambahan bahan stabilisasi Gypsum dan Abu Cangkang Sawit didapatkan nilai pengembangan tanah paling kecil sebesar 0,121% pada persentase campuran Gypsum 5% dan Abu cangkang sawit 9%.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAbu Cangkang Sawiten_US
dc.subjectStabilisasien_US
dc.subjectCBRen_US
dc.subjectTanah Lempung Ekspansifen_US
dc.titlePENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO) DAN SWELLING FACTOR PADA TANAH LEMPUNGen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record