KARAKTERISTIK PEMULUNG DI SUMBER SAMPAH (SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS RUMAH TANGGA) KABUPATEN SLEMAN, D.I.YOGYAKARTA
Abstract
Sleman adalah salah satu kabupaten di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan jumlah penduduk yang padat. Pada semester awal tahun 2017 penduduk di Kabupaten Sleman mencapai 1.068.157 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk di kabupaten ini memerlukan perhatian lebih dalam penanganan sampah. Sampah yang timbul di Kabupaten Sleman mencapai 8.000 m3/hari dengan 60% diantaranya adalah sampah plastik. Kondisi ini menimbulkan peluang besar bagi pemulung untuk berkontribusi mengurangi timbulan sampah. Sampah yang dikumpulkan adalah sampah yang memiliki nilai jual seperti kertas, kardus, plastik, kaca, aluminium, dan logam/besi. Metode yang digunakan yaitu studi deskriptif dengan analisa kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di tempat-tempat sumber sampah di Kabupaten Sleman dengan besar sampel yang diwawancarai sebanyak 35 pemulung. Menganalisis kondisi ekstisting, mengidentifikasi cara kerja dan alur distribusi serta proses pengolahan sampah untuk meningkatkan nilai jual, dan peran dalam pengurangan sampah disumber adalah tujuan pada penelitian ini. Tujuan tersebut mendapatkan hasil penelitian dilapangan bahwa, tidak semua pemulung ada disetiap sumber sampah di Kabupaten Sleman karena tidak semua pemulung diperbolehkan untuk memulung diwilayah pemukiman warga dan melakukan pengelolaan sampah sendiri. Pemulung Kabupaten Sleman bekerja mulai subuh hingga tengah malam menggunakan kendaraan seperti sepeda motor dan gerobak, gerobak, jalan kaki, dan sepeda dengan persentase terbanyak 43% menggunakan sepeda motor dan gerobak. 51% pemulung membawa sampah kerumah sebelum ke pengepul untuk dilakukan pengolahan dengan persentase pengolahan 48% yaitu melakukan pemilahan sampah sesuai jenis. Rata-rata pemulung di Kabupaten Sleman dapat mengumpulkan smpah sebanyak 50 kg/hari hingga 75 kg/hari dengan pendapatan terbanyak Rp. 500.000,- hingga Rp. 1.000.000,- / bulan. Pendapatan ini tak sebanding dengan usaha keras mereka dalam mencari sampah. Hal ini terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi pendapatan pemulung seperti persaingan antar pemulung, kendaraan, jam kerja, dan lainnya yang membuat pemulung belum mampu mecukupi kebutuhan hidupnya
Collections
- Environmental Engineering [1430]