Evaluasi Kuantitas Penggunaan Antibiotik di Puskesmas Cangkringan Selama Periode Tahun 2015-2019 Menggunakan Metode ATC/DDD
Abstract
Antibiotik merupakan salah satu obat dengan penggunaan tertinggi di dunia. Penggunaanya yang relatif tinggi meningkatkan resiko terjadinya resistensi. Dalam beberapa penelitian di Indonesia tentang kualitas penggunaan antibiotika di beberapa rumah sakit ditemukan sekitar 30-80% tanpa indikasi yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotik di Puskesmas Cangkringan selama periode tahun 2015-2019 dengan metode ATC/DDD dan perubahan profil penggunaan antibiotik di berdasarkan profil DU90%. yang dihitung dalam satuan DDD/1000 KPRJ. Dalam penelitian ini ada 8 obat yang digunakan di Puskesmas Cangkringan yaitu Amoksisilin, azithromisin, cefixime, doksisiklin, kloramfenikol, kotrimoksazol, metronidazol, dan siprofloksasin. Pengumpulan data didapatkan dari simpus Puskesmas Cangkringan. Pengolahan datanya menggunakan metode ATC/DDD yang diolah menggunakan microsoft excel .Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan antibiotik selalu mengalami penambahan selama periode 2015-2019. Penggunaan obat antibiotik yang tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar 782,89 DDD/1000 KPRJ, dan penggunaan terkecil yaitu pada tahun 2018 sebesar 572,19 DDD/1000 KPRJ, dengan rata-rata penggunaan antibiotik selama periode tahun 2015-2019 sebesar 684,87 DDD/1000 KPRJ, dalam rentang waktu 5 tahun rata-rata sebanyak 11579 pasien di Puskesmas Cangkringan Yogyakarta menerima obat antibiotik. Profil penggunaan obat-obat antibiotik di Puskesmas Cangkringan Yogyakarta periode tahun 2015-2019 berdasarkan DU90% yaitu Amoksisilin, azitromisin, kotrimoksazol dan siprofloksasin. Amoksisilin merupakan obat yang paling tertinggi digunakan dengan presentase pada tahun 2015 yaitu 78,27%, pada tahun 2016 sebesar 66,79%, pada tahun 2017 sebesar 63,63%, pada tahun 2018 sebesar 68,99% dan pada tahun 2019 yaitu sebesar 66,48%.
Collections
- Pharmacy [1444]