Penurunan Bullwhip Effect pada Rantai Pasok dengan Perbaikan Sistem Persediaan (Studi Kasus di PD. DHARMA, Yogyakarta)
Abstract
Kemampuan untuk mengirim produk ke pelanggan secara tepat waktu,
dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan
apakah produk tersebut pada akhirnya akan kompetitif di pasar atau tidak. Supply
chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja
untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Oleh karena itu diperlukan sebuah konsep SCM yang merupakan metode atau
pendekatan integrative untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara
terintegrasi.
Tujuan penelitian adalah mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab
terjadinya bullwhip effect dan mentukan langkah-langkah apa yang harus di
tempuh untuk mengurangi masalah bullwhip effect tersebut. Bullwhip effect
merupakan hasil distorsi informasi tentang permintaan aktual konsumen.
Perkiraan jumlah permintaan yang terjadi akan semakin berfluktuasi bila posisi
perusahaan semakin ke hulu.
Hasil penelitian menunjukkan Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa
terjadi bullwhip effect hampir di semua jenis rokok dan hampir di semua sub
distributor. Hal ini menunjukkan terjadinya distorsi informasi antara distributor
dengan sub distributor. Bahkan semakin ke hulu nilai ω semakin meningkat (ω₁ =1,069 < ω₂= 1,121), dengan kata lain permintaan yang sebenarnya lebih stabil di
tingkat sub distributor berubah menjadi fluktuatif di bagian hulu supply chain.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya Bullwhip Effect adalah lead time
pengriman dari distributor ke sub distributor yang terlalu panjang, terjadinya
kelebihan persediaan barang di tingkatan distributor maupun sub distributor
karena sistem distribusi barang yang kurang optimal, dan kurangnya sistem
informasi yang diterapkan oleh sistem distribusi dalam perusahaan.
Collections
- Industrial Engineering [2220]