Taman Baca dan Rekreasi Kridosono Penataan fasilitas Taman Baca dan Rekreasi dengan pendekatan Arsitektur Kolonial
Abstract
Kelembutan adalah lambang dari kehidupan manusia, khususnya di perkotaan,
memberikan nuansa kelembutan tersendiri. Sedangkan kekerasan adalah lambang dari
kematian. Suatu kota yang hanya sarat dijejali dengan beton, besi, baja, batu dan bata
yang serba keras, tidak dilengkapi dengan ruang terbuka dari penghijauan yang
mencerminkan kelembutan, berarti sudah dekat dengan ambang kematian. Sebaliknya
kota yang kaya dengan taman dan ruang terbuka, apalagi memiliki hutan kota, berarti
kota yang menjanjikan kehidupan.
Agak ironis apabila kota-kota di negeri tropis seperti Indonesia kurang
menghormati indahnya taman atau tanaman dan sering kali bersikap lebih mengalahkan
tanaman demi bangunan dan padang beton untuk parkir. Penduduk kota merasa sesak
lantaran tidak memiliki cukup ruang terbuka yang menyegarkan mata, dada, dan batin
mereka.
Taman baca merupakan salah satu diantara sarana dan sumber belajar yang efektif
untuk menambah pengetahuan melalui beraneka ragam bacaan. Taman bacaan kota
membantu mendidik masyarakat luas di setiap waktu sehingga dapat mendukung
kegiatan pendidikan formal maupun non formal sebagai penyebar informasi dalam
bentuk tulisan maupun non tulisan yang merupakan bagian dari sistem pendidikan
masyarakat ( society education ) dan informasi. Taman ini tidak hanya sebagai tempat
bersantai karena, taman ini juga bisa menjadi ruang belajar terbuka pengunjung. Selain,
tentu saja, bisa sekaligus sebagai ruang bermain.
Unsur yang penting bagi taman baca atau taman belajar ini adalah suasananya
yang terbuka. Angin bisabertiup dengan bebas. Dengan demikian, ruangan akan menyatu
dengan alam dan tanam-tanaman. Meski demikian, karena dimaksudkan sebagai tempat
belajardan tempat baca, tentu sajataman ini tetap perludilengkapi dengan bangunan.
Taman Baca dan Rekreasi ini direncanakan di bangun di Kotabaru. Dimana
kawasan tersebut merupakan salah satu dari kawasan cagar Budaya di Yogyakarta.
Sehingga mempertimbangkan juga dalam merencanakan suatu bangunan fasilitas umum
yang konteks dengan kawasan kolonial. Nilai-nilai tersebut selain diterapkan ke dalam
bangunan juga diterapkan pada penataan Landscape agar fungsi bangunan maupun lahan
dari macam kegiatan yang berbeda-beda dalam memilih suasana dapat terpenuhi oleh
pengunjung.
Collections
- Architecture [3648]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Redesign Taman Satwa Jurug Surakarta: Keterpaduan Antara Taman Satwa, Wisata Alam dan Taman Bermain
Utomo, Siswandi Hendro (UII Yogyakarta, 2001)Objek wisata Taman Satwa Jurug merupakan salah satu kawasan objek tujuan wisata di Surakarta yang mendapatkan perhatian khusus untuk pengembangannya, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah pengunjung setiap tahunnya. ... -
Redesign Taman Satwa Jurug Surakarta Keterpaduan antara Taman Satwa, Wisata Alam dan Taman Bermain
Siswandi Hendro Utomo, 91340098 (Universitas Islam Indonesia, 2001)Objek wisata Taman Satwa Jurug merupakan salah satu kawasan objek tujuan wisata di Surakarta yang mendapatkan perhatian khusus untuk pengembangannya, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah pengunjung setiap ... -
Redesign Taman Satwa Jurug Surakarta Keterpaduan Antara Taman Satwa, Wisata Alam dan Taman Bermain
Siswandi Hendro Utomo, 91340098 (Universitas Islam Indonesia, 2001)Objek wisata Taman Satwa Jurug merupakan salah satu kawasan objek tujuan wisata di Surakarta yang mendapatkan perhatian khusus untuk pengembangannya, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah pengunjung setiap ...