Pusat Pelatihan Petualangan Anak di Pulau Kembang Kalimatan Selatan Penekanan Filosofi "Waja Sampai Kaputing" pada Fasad Bangunan Akomodasi
Abstract
Pusat pelatihan petualangan anak di Pulau Kembang Kalimantan Selatan adalah tempat
pelatihan di alam terbuka yang menyajikan permainan, simulasi,tempat diskusi dan petualangan anak
sehingga anak akan mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah mereka alami sebelumya.
Output yang diharapkan adalah dapat memperkaya kepekaan afektif dan sosial anak. Sejauh ini anak
hanya bermain secara individual tidak jarang banyak anak menjadi individualisme, egois, pertahanan
tubuh lemah, susah bersosial,suka kekerasan, introvet serta manja. Ada ketakutan dengan adanya
keadaan seperti ini membuat anak akan tidak peka pada lingkungan dan orang lain sehingga kepekaan
sosial dan batinya menjadi tumpul. Dari hal tersebutlah yang menjadikan alasan dirancangnya pusat
pelatihan petualangan di Pulau Kembang Kalimanta Selatan dengan penekanan filosofi Waja Sampai
Kaputing pada fasad bangunan akomodasi. Sedangkan makna dari filosofi tersebut adalah selalu tekun
dalam bekerja melaksanakan segala aktivitas dengan penuh rasa kesanggupan dan konsekwen tanpa
berhenti ditengah jalan. Konsep yang diterapkan adalah penyederhanaan makna filosofi kedalam tiga
kata kunci yaitu kuat, keras dan kokoh kedalam fasad bangunan akomodasi, dalam penerapannya ketiga
kata kunci tersebut diwakilkan secara direct analogi dengan adanya bentukan cangkang siput agar anak
mudah memahami makna didalamnya .
Konsep ini diimplementasikan secara menyeluruh kedalam skematik desain yang menerapan
dari ketiga kata kunci kuat, keras dan kokoh kedalam bentukan masa.kolom, tekstur dinding.bingkai
pintu jendela serta material perkerasan. Skema perwilayah kegiatan yang meliputi unit petualangan
indoor.ruang cerita, dan perpustakaan, massa privat terdiri atas ruang pengelola.mess pegawai, ruang
instruktur, gudang alat sedangkan massa servis terdiri atas balai makan.mushola,ruang medis. Skema
gubahan masa terbentuk dari pola radial yang mengacu pada bentukan lengkung, sebaran vegetasi yang
ada dan orientasi masa terhadap bentuk site. Skema sirkulasi ruang luar di bentuk berdasarkan pola
radial yang terfokus pada bagian plaza dan kemudian menyebar secara linear berdasarkan arahan
vegetasi dari pohon-pohon eksisting. Entrance bangunan terdiri atas main entrance pada bagian timur.hal
ini untuk memudahkan dalam hal pengawasan keluar masuk anak kedalam pusat petualangan. Skema
tata hijau ditata berdasarkan pohon-pohon eksisting yang ada, yang bermanfaat sebagai perindang dan
peneduh sedangkan penataan perdu sebagai pembatas pada bagian pedestrian.
Tahap akhir perancangan, dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang menjadi rujukan
dalam skematik desain. Filosofi Waja Sampai Kaputing diimplimentasikan kedalam fasad bangunan
akomodasi sehingga terciptalah fasad dengan perpaduan makna kuat,keras dan kokoh . Penerapanpenerapan
tersebut diungkapkan melalui bentukan entrance yang menyerupai cangkang siput.Pada
bagian mess pegawai dan balai makan permainan atap lengkung. ada yang dinaik turunkan sehingga
dari tampak samping bentukan cangkang siput dapat terlihat bahkan bukan hanya itu motif caprut dan
sisir pada finishing dinding menambah kesan kuat keras dan kokoh pada bagian fasad akomodasi.
Penambahn material batu koral sikat yang diberi wama-wama primer yang hangat sepeti
merah,hijau,biru, dan kuning pada bagian dinding sehingga membuat kesan ceria yang mewakili jiwa
anak-anak.Bingkai pintu dan jendela juga ditonjol kedepan dengan ketebalan 10cm yang dilapisi dengan
batu koral tekstur kasar sehingga memperlihatkan kekokohan pada fasad bangunan.
Collections
- Architecture [3718]