Analisis Kelayakan Penggunaan Jalan Rel Ganda Parsial ( Partly Double Track ) pada Daerah Operasional VI ( Koridor Yogyakarta – Solo Balapan )
Abstract
Transportasi yang lancar merupakan syarat utama bagi peningkatan
ekonomi, sosial, politic, kebudayaan, keamanan, pertahanan dan lain - lain.
Untuk itu diperlukan peningkatan prasarana dan sarana transportasi. Dalam
meningkatkan arus pengangkutan barang dan penumpang pada moda angkutan
kereta api seksi Yogyakarta – Solo Balapan maka diperlukan peningkatan jalur.
Dengan penambahan jalur KA menjadi double track diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas lintas menjadi lebih banyak dibandingkan dengan satu
jalur (single track).
Pada pengembangan moda KA selanjutnya diperlukan analisis kelayakan
untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap proyek jalur ganda (double
track ) seksi Yogyakarta – Solo Balapan. Luasnya wilayah studi yang harus
dilakukan menyebabkan studi kelayakan lebih ditekankan pada analisis kelayakan
ekonomi dan finansial. Objek yang dianalisis hanyalah pada seksi Yogyakarta -
Solo Balapan. Analisis tersebut menggunakan beberapa kriteria atau metode
kelayakan yaitu : "Net Present Value ", "Internal Rate of Return " "Benefit
Cost Ratio "dan "Break Even Point". Masing - masing metode tersebut
memiliki indikator - indikator yang memperlihatkan layak atau tidak layaknya
proyek jalur rel ganda.
Masing - masing penilaian kelayakan tersebut menunjukkan hasil yang
memenuhi persyaratan bahwa penggunaan jalan rel ganda parsial pada DAOP
VI seksi Yogyakarta – Solo Balapan dikatakan layak. Dari hasil perhitungan
kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa niai IRR sebesar 13,74% lebih besar
dari tingkat suku bunga perbankan sebesar 12%. niai NPV berniai positif
sebesar Rp 121.730.188.550,- ,dan BCR sebesar 1,095 lebih besar dari 1 (nilai
yang disyaratkan ). Hasil Kelayakan finansial mempedihatkan bahwa proyek
dapat dilaksanakan, ini bisa dilihat dari indikator seperti niai NPV positif
sebesar Rp 262.595.421.081,- / nilai IRR sebesar 16,852 % lebih besar dari
bunga perbankan sebesar 12%, niai BCR 1,085 lebih besar dari 1 (nilai yang
dipersyaratkan ). Pada penilaian break even point terjadi pada tahun 2010
dengan nilai laba sebesar Rp 153.798.920.100,-,dan nilai hutang dan pinjaman
nol/nihil.
Collections
- Civil Engineering [4205]