Pemanfaatan Limbah Baja (Steel Slag) untuk Bahan Pengganti Agregat Kasar pada Komposisi Campiran Beton ( Penelitian Laboratorium )
Date
2003Author
Taufan Hendrajaya, 97511053
Bayu Rahutomo Triyoga, 97511193
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebutuhan akan besi dan baja di Indonesia semakin meningkat. Pengolahan
bijih besi menjadi besi dan baja akan diiringi dengan hasil sisa peleburan bijih
besi yang jumlahnya relatif cukup besar. Hasil sisa peleburan bijih besi adalah
limbah berupa steel slag. Steel slag tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa
tujuan, maka steel slag akan mempunyai nilai ekonomis dan tidak akan
menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan sekitarnva. Pada umumnya
pembuatan beton menggunakan agregat kasar berupa split. Akan tetapi untuk
daerah tertentu mungkin agregat kasar (split) sulit didapat dan mahal harganya.
Untuk itu diupayakan mencari solusi dan alternatif bahan lain sebagai pengganti
agregat kasar. Steel slag ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif Iain
pengganti agregat kasar dalam campuran beton, karena steel slag ini mempunyai
karakteristik yang hampir sama dengan kerikil baik bentuk permukaanya yang
kasar, bersudut banyak dan memiliki nilai keausan yang kecil. Banyaknya limbah
hasil peleburan bijih besi yang jumlahnya relatif cukup banyak yaitu sekitar ±
7560 ton/hari dan belum dimanfaatkan secara optimal sehingga perlu adanya
suatu pengembangan penelitian untuk membuat komposisi campuran beton
menggunakan bahan pengganti agregat kasar (split) dengan batuan stell slag.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar pengaruh
steel slag terhadap kuat desak beton dan untuk mendapatkan beton yang lebih
kuat dan ekonomis melalui uji laboratorium.
Dalam penelitian ini akan di desain suatu campuran beton dengan
menggunakan agregat kasar berupa steel slag ( limbah baja ) yang kemudian akan
dibandingkan kekuatan desaknya dengan beton menggunakan agregat kasar
kerikil. Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium dengan membuat 36 benda
uji silinder beton. Dari 36 benda uji tersebut akan dibagi lagi sesuai dengan variasi
hari, yaitu 7,14 dan 28 hari sehingga untuk tiap variasi hari terdapat 12 benda uji,
6 benda uji untuk beton yang menggunakan agregat kasar kerikil dan 6 benda uji
untuk beton yang menggunakan agregat kasar steel slag.
Adapun hasil penelitian yang akan kami bahas dalam penelitian ini meliputi
berat jenis beton dan nilai kuat desak beton tersebut. Beton dengan agregat steel
slag memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan beton normal yang
menggunakan agregat kerikil, karena steel slag memiliki berat jenis yang lebih
besar dibandingkan kerikil. Karena memiliki berat jenis yang lebih besar maka
volume steel slag dalam lm' komposisi campuran beton akan menjadi lebih
banyak. Beton yang menggunakan agregat kasar kerikil memiliki perbandingan Pc
: Ps : Kr : Air = 1 : 1,49 : 2,21 : 0,463. Sedangkan untuk campuran beton yang
menggunakan agregat kasar steel slag memiliki perbandingan Pc : Ps : steel slag :
Air = 1 : 1,37 : 3,32 : 0,463. Untuk nilai kuat tekan rata-rata beton yang
menggunakan agregat kasar steel slag pada umur 14 hari dan 28 hari ternyata
lebih rendah dari beton yang menggunakan agregat kasar kerikil pada umur yang
sama. Rendahnya kuat desak beton yang menggunakan agregat kasar steel slag
dikarenakan sifat dari batuan steel slag itu sendiri yang lebih cepat aus daripada
kerikil yaitu sebesar 24,06 % lebih tinggi dari nilai keausan kerikil sebesar 23 %.
Collections
- Civil Engineering [4199]