Perancangan Sekolah Autis di Yogyakarta dengan Pendekatan Desain Biofilik
Abstract
Keberadaan autisme di Indonesia dinyatakan dengan perbandingan 1 per
150 kelahiran dan terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini perlu
diimbangi dengan tersedianya fasilitas pendidikan dan terapi bagi anak autisme.
Yogyakarta telah memiliki sejumlah sekolah untuk anak autis, namun kondisi dan
fasilitas yang ada belum sesuai dengan karakteristik anak autis, sehingga proses
pembelajaran dan terapi yang dilakukan belum optimal. Dari latar belakang
tersebut maka dirancang desain sekolah untuk anak autis agar meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan serta memperbaiki
dan mengurangi masalah perilaku siswa autis dengan konsep desain biofilik.
Proses perancangan mengacu pada data dari teori, preseden, dan observasi yang
dianalisis, dikelompokkan, dan dipilih yang terbaik untuk kemudia diterapkan
sebagai konsep dasar pada rancangan. Desain rancangan sekolah autis
menerapkan 3 pola dari 14 pola desain biofilik, yaitu koneksi visual dengan alam,
kehadiran air, serta bentuk dan pola biomorfik, untuk menciptakan suasana yang
dapat mendukung kegiatan belajar dan terapi sensori anak autis. Pola tersebut
diterapkan pada ruang belajar, ruang terapi sensori integrasi serta ruang luar untuk
bermain dan terapi, dan disesuaikan dengan karakteristik hipersensitif dan
hiposensitif anak autis. Desain sekolah autis memiliki konektivitas ruang dalam
dan ruang luar sesuai dengan karakter konsep desain biofilik. Pola koneksi visual
dengan alam diimplementasikan dengan bukaan dan void didalam bangunan. Pola
kehadiran air diaplikasikan dengan menghadirkan elemen fisik air di ruang luar
berupa kolam air yang mendukung fungsi terapi sensori autis. Serta bentuk dan
pola biomorfik diaplikasikan dengan menghadirkan alam di dalam ruang terapi
sensori integrasi serta pemilihan material pada elemen dinding bangunan yang
bersifat alami.
Collections
- Architecture [3718]