Analisis Mitigasi Risiko Rantai Pasok Menggunakan Metode HOR (House of Risk) (Studi Kasus: Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kerajinan Logam Pandai Besi Desa Kajar I, Karang Tengah, Wonosari, Gunung Kidul)
Abstract
Salah satu industri kerajinan pengolahan logam yang potensial di Kabupaten Gunung
Kidul adalah sentra pandai besi di Desa Kajar, Karang Tengah, Wonosari, Gunung
Kidul. Dalam pelaksanaan proses bisnis pada pengrajin pandai besi masih bersifat
tradisional, tidak menyadari apa saja risiko-risiko yang terjadi dapat mengakibatkan
kerugian, belum mengetahui secara pasti apa itu risiko, bagaimana cara
menanggulanginya walaupun mereka memahami secara detail proses bisnis yang
mereka lakukan. Untuk memperbaiki kualitas bisnis dari pengrajin pandai besi haruslah
dimulai dari segi proses alur rantai pasoknya, sehingga proses rantai pasok penelitian ini
perlu dilakukan untuk mengetahui sumber, tingkat prioritas dan strategi
penanganan/mitigasi risiko apa saja yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi risiko
kualitas pada proses bisnis rantai pasok. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi,
menilai kejadian risiko dan agen risiko rantai pasok yang terjadi di kerajinan pandai besi
serta menentukan usulan tindakan untuk mitigasi risiko yang muncul dalam aktivitas
rantai pasok di kerajinan pandai besi Desa Kajar I. Metode pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner kepada risk owner sebagai
narasumber. Metode yang digunakan yaitu house of risk (HOR) untuk menentukan agen
risiko mana yang harus diberi prioritas pada tindakan yang dianggap paling efektif.
Pemetaan risiko dilakukan berdasarkan proses bisnis pada dimensi Supply Chain
Operation Reference (SCOR), sedangkan penentuan prioritas agen risiko menggunakan
analisis pareto. Berdasarkan hasil penelitian di kerajinan pandai besi Desa Kajar
teridentifikasi sebanyak 37 risk event dan 22 risk agent. Risk agent yang menjadi
prioritas dengan total presentasi kumulatif ARP sebesar 41,16% adalah tidak ada SOP
secara tertulis, human error pada proses produksi, kurang kepedulian pekerja terhadap
K3 dan keterbatasan sumber daya manusia. Tindakan mitigasi yang diusulkan dengan
urutan tindakan yang paling efektif adalah membuat SOP kerja (tertulis), melaksanakan
evaluasi rutin, membudidayakan SOP kerja, memperketat pengawasan aktivitas proses
produksi, memberikan pelatihan K3 kepada pekerja, menyediakan kotak P3K di tempat
kerja, Menerapkan sistem reward dan punishment untuk pekerja dan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat desa terkait prospek pandai besi.
Collections
- Industrial Engineering [2225]