Analisis Failed States terhadap Libya Pasca Kepemimpinan Muammar Qaddafi (2012-2016)
Abstract
Libya dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam minyak
bumi. Selama 42 tahun (1969-2011) kepemimpinan Qaddafi, rakyat Libya tidak
tersejahterakan bahkan cenderung berada dibawah tekanan. Peristiwa Arab Spring
mendorong Libya untuk menuntut adanya perubahan. Gerakan pemberontakan
berhasil menggulingkan pemerintahan Qaddafi, rakyat Libya berhasil menurunkan
rezim Qaddafi dengan bantuan Amerika Serikat. Amerika yang memiliki
kepentingan di Libya juga memberikan beberapa strategi untuk menata Libya
menjadi negara yang mandiri. Namun, harapan untuk membawa Libya menjadi
lebih sejahtera setelah kepemimpinan Qaddafi menjadi sirna, karena tidak adanya
sosok pengganti yang dapat meredam gejolak kekacauan pasca turunnya Qaddafi.
Kekosongan kekuasaan memicu rakyat Libya melakukan perang sipil dan
menyebabkan kekacauan lainnya. Perang sipil antar suku di Libya memicu
ketidakstabilan politik sehingga berpengaruh terhadap perekonomian negara.
Perekonomian Libya pasca Qaddafi menjadi lemah hingga menyebabkan negara
Libya masuk kedalam kategori negara gagal menuju ke keruntuhkan. Skripsi ini
akan menggunakan landasan konseptual Failed Stated untuk menganalisis
bagaimana Teori Failed States memandang Libya sebagai negara yang menuju
kegagalan?
Collections
- International Relations [503]