Show simple item record

dc.contributor.advisorTaufiq Immawan, Dr., H., S.T., M.M.
dc.contributor.authorSafierna Eka Putri, 14522145
dc.date.accessioned2018-08-16T12:36:19Z
dc.date.available2018-08-16T12:36:19Z
dc.date.issued2018-07-31
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9789
dc.description.abstractVolume impor gula di Indonesia cenderung mengalami peningkatan sebesar 63.889 ton setiap tahunnya. Impor gula dilakukan karena produksi gula nasional tidak mencukupi kebutuhan nasional. Selain itu harga gula rafinasi (Rp 8.000,00) jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga pokok produksi gula lokal (Rp 10.600,00). Hal tersebut dikarenakan proses produksi yang tidak efektif, sehingga menimbulkan dampak pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kondisi ini menandakan bahwa perusahaan gula dalam keadaan yang tidak sustain, maka dilakukan Business Process Re-Engineering (BPR). BPR dilakukan dengan tetap memperhatikan dan memperhitungkan kebutuhan sumber daya alam (SDA) untuk generasi yang akan datang. Maka dari itu BPR yang dilakukan terhadap rantai pasok harus memperhatikan konsep keberlanjutannya dengan menjaga keseimbangan triple bottom line (ekonomi, sosial, dan lingkungan). Metode yang digunakan adalah Sustainable Supply Chain Measurement, untuk mengukur dan membandingkan parameter setiap aspek keberlanjutan. Indikator yang digunakan pada aspek ekonomi adalah Harga Pokok Produksi (HPP), aspek sosial adalah kesejahteraan tenaga tebang, dan aspek lingkungan dengan mengukur emisi CO2 selama proses produksi. Hasil penelitan dari aspek ekonomi didapatkan HPP nira kental setelah BPR (Rp 1.900,00) 70% lebih murah dibandingkan HPP pabrik (Rp 6.221,37). Aspek lingkungan menunjukkan penurunan emisi CO2 yaitu dari angka 1.389,28 ton CO2 menjadi 20,57 ton CO2/batch produksi. Kemudian ada kenaikan upah harian tenaga tebang pada aspek sosial, yaitu dari Rp 85.400,00 menjadi Rp 91.000,00/hari dan pemberian APD. Sinergi dari ketiga aspek tersebut setelah dilakukan re-engineering pada proses bisnis PG PS Madukismo menunjukkan sinergi yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa BPR dapat menjadi metode untuk mencapai rantai pasok berkelanjutan pada industri gula.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectindustri gulaen_US
dc.subjectSustainable Supply Chain Measurementen_US
dc.subjectemisi CO2en_US
dc.subjectharga pokok produksien_US
dc.subjectkesejahteraan karyawanen_US
dc.titleBusiness Process Re-Engineering Pada Industri Gula Menuju Rantai Pasok Berkelanjutan (Studi Kasus Pada PG PS Madukismo)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record