ANALISIS PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS SEWON I DAN PUSKESMAS BANGUNTAPAN II KABUPATEN BANTUL

Abstract

ISPA (Infeksi Saluran Nafas Akut) merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli, Denganp prevalensi ISPA di Yogyakarta menurut data profil kesehatan Indonesia tahun 2013 yaitu 25%. Tingginya prevalensi tersebut masih disertai dengan tingginya penggunaan antibiotik yang berpotensi memunculkan penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan resistensi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan tingkat rasionalitas penggunaan antibiotik dengan menggunakan alogaritma tepat jenis, dosis, frekuensi, dan durasi penggunaan antibiotik untuk pasien ISPA di Puskesmas Sewon I dan Puskesmas Banguntapan II dengan menggunakan Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas serta guidline IDSA (Infectious Disease Society of America) dan AAFP (American Academy of Family Physicians). Penelitian ini dirancang secara deskriptif dan analitik dengan pengambilan data secara retrospektif dari data register SIMPUS dan resep pasien yang berobat ke puskesmas dengan diagnosa ISPA pada tahun 2017. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi peresepan antibiotik di Puskesmas Sewon I sebesar 15,63% dan Puskesmas Banguntapan II sebesar 16,11%. Jenis antibiotik yang digunakan pada kedua Puskesmas yaitu Amoksisilin, Azitromisin, Ciprofloxacin, Kotrimoksazol, dan Cefixime. Rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pada Puskesmas Sewon I 58,88% dan Puskesmas Banguntapan II 72,11%, serta berdasarkan Guideline IDSA dan AAFP semua peresepaan antibiotik tidak rasional.