Show simple item record

dc.contributor.authorWiyantini, Yanti
dc.date.accessioned2016-11-02T01:48:54Z
dc.date.available2016-11-02T01:48:54Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/890
dc.description.abstractTasikmalaya merupakan sebuah kota di sudut propinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai kota penghasil kerajinan tangan atau biasa disebut handicraft. Telah dikenal sejak lama bahwa penduduk kota Tasik pandai membuat barang-barang kerajinan yang unik dan menarik sehingga sebagian besar masyarakatnya berperan sebagai pedagang atau pengrajin yang mampu menghasilkan karya seni bernilai ekonomis. Potensi ini mampu memberikan kontribusi sebesar 13,88% bagi ekonomi kota, memiliki 89 sentra industri yang mampu menyerap 28,55% tenaga kerja di kota Tasikmalaya dengan 95% dari keseluruhan merupakan pekerja sektor ini, nilai ekspor sebesar US $ 401,347.00 I bulan dan pendapatan per kapita yang mengalami peningkatan Rp 3.692.282,01 pada tahun 2000 menjadi Rp 4.136.695,35 pada tahun 2001 serta memilki 8 komoditas yang diunggulkan dengan jenis produk yang beragam dan menjadi ciri khas kota Tasikmalaya. Tak heran jika sektor industri dan perdagangan komoditas unggulan kota Tasikmalaya ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan diprediksikan akan menjadi sektor paling dominan bagi pendapatan perekonomian kota hingga tahun 2014. Potensi diatas memang sangat menguntungkan bagi para pelaku bisnisnya sehingga pengembangan ke arah sana terus dilanjutkan termasuk pengadaan fasilitas promosi dan pemasaran secara terpadu yang terletak di pusat kota, hal ini mengingat keberadaan sektor industri untuk pasar lokal yang masih lemah. Tasik Commodity Centre sebagai pusat promosi dan pemasaran komoditas unggulan kota Tasikmalaya diharapkan mampu menjawab peluang potensi yang ada sekaligus menjawab berbagai kendala yang ada seperti area komersil yang diidentikan dengan penggunaan AC kini telah berubah dengan analisa pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami sehingga garis Iiniear bangunan disejajarkan dengan arah angin dominan yang datang, penggunaan cross ventilasi sebagai daya dorong udara panas yang dihasilkan dari building envelope serta bukaan-bukaan yang ditujukan untuk pendinginan sirkulasi dan tubuh manusia yang beraktivitas didalamnya. Suasana rekreatif ditunjukkan dengan adanya fasilitas kendaraan wisata, taman bermain, air mancur dan sirkulasi yang tidak monoton. Sementara penataan ruang luar yang memanfaatkan potensi lokasi pasar di pusat perdagangan utama KH. Zaenal Mustofa mengharuskan adanya urban design yang komplek diantaranya menghindari kemacetan yang sering terjadi di jalur ini dikarenakan space trotoar yang kecil dan on street parking sehingga rancangan mengharuskan adanya pembuatan underpass untuk menyeberang jalan utama dan ruang parkir sebagai upaya meniadakan parkir yang memakan ruas jalan tersebut. Pada perancangan akhir Tasik Commodity Centre, konsep-konsep tersebut diatas dibuat lebih mendetail lagi. Massa bangunan terdiri dari 7 blok massa yang disesuaikan dengan fungsi aktivitas maupun pemisahan kategori komoditas unggulan yaitu blok massa craft, garment, mebel, food, point of interest, pengelola dan gudang penyimpanan. Sementara entrance utama ada di sebelah timur laut yang dimulai dengan underpass sebagai simbol pathway dari kawasan lama (pusat perdagangan utama KH.Zaenal Mustofa) dan kawasan baru (Tasik Commodity Centre) sementara side entrance yang lain berada di sebelah timur dan barat yang menjadi satu gans linier. Tasik Commodity Centre sebagai area rekreasi dan perdagangan yang baru diharapkan mampu membuat new icon yang lebih berpotensi dan berkualitas dalam menunjang pergerakan roda perekonomian masyarakat kota.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectTasik Commodity Centreen_US
dc.titleTasik Commodity Centreen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record