Show simple item record

dc.contributor.advisorDr, Ir, Sugini, M.T, IAI
dc.contributor.authorDhian Purwitasari, 14512016
dc.date.accessioned2018-07-10T11:48:25Z
dc.date.available2018-07-10T11:48:25Z
dc.date.issued2018-06-27
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/8468
dc.description.abstractApartemen Transit merupakan hunian vertikal yang ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan sistem sewa dan memiliki batas waktu tinggal. Lokasi lahan berada di Bandarharjo, Semarang Utara. Apartemen transit memiliki luas lahan total adalah 9.000 m2 dengan 288 unit yang terdiri dari 36 unit 1 bedroom, 126 unit 2 bedroom, dan 126 unit bedroom. Isu Urban Heat Island (UHI) dan permintaan hunian yang tidak sebanding dengan ketersediaannya lahan menjadi awal perancangan apartemen transit. Upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan penelusuran persoalan desain sehingga menghasilkan penyelesaian dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu hunian vertikal transit, pendekatan bioklimatik, dan pendekatan zero run off yang penerapannya pada bangunan terkait dengan tata ruang, tata massa, bentuk dan fasad bangunan, infrastruktur, dan lansekap. Dari penyelesaian persoalan desain yang dilakukan, dihasilkan konsep yang kemudian diuji dengan perhitungan manual OTTV, penghitungan manual albedo, dan visualisasi dengan menggunakan software ecotect. Berdasarkan pendekatan yang dilakukan, rancangan bangunan ditekankan pada bangunan hemat energi, sistem stack ventilation, rain water harvesting, dan bioinfiltrasi. Jumlah lantai dimaksimalkan dengan peraturan yang ada yaitu 20 lantai dimana untuk meminimalkan radiasi matahari yang diterima maka orientasi bangunan adalah azimut 135.73 dengan menggunakan peneduh VSA dan HSA yang arahnya bertujuan untuk menghalangi radiasi pada bulan Desember dan mengoptimalkan sistem stack ventilation. Pemanfaatan atap digunakan untuk memaksimalkan sistem rain water harvesting, sedangkan pada tapak dimanfaatkan untuk bioinfiltrasi. Hasil rancangan yang didapat adalah nilai albedo sebesar 0.28 dan OTTV adalah 23 W/m2. Menurut SNI, salah satu kriteria bangunan hemat energi adalah jika area dibangun memiliki albedo lebih rendah dari 0.3 dan nilai OTTV lebih rendah dari 25 W/m2. Dari hasil uji desain, perencanaan dan perancangan bangunan apartemen transit dapat disimpulkan dapat mengurangi penyebab dari UHI.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectApartemen Transiten_US
dc.subjectSemarang Utaraen_US
dc.subjectBioklimatiken_US
dc.subjectZero Run Offen_US
dc.subjectUrban Heat Islanden_US
dc.titlei COVER TUGAS AKHIR APARTEMEN TRANSIT DI SEMARANG UTARA Perencanaan dan Perancangan Bangunan Menggunakan Pendekatan Bioklimatik dan Zero Run Off untuk Mengurangi Penyebab Urban Heat Islanden_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record