Show simple item record

dc.contributor.advisorMutiara Herawati, M.Sc., Apt
dc.contributor.authorSITI MAULIDAH, 14613017
dc.date.accessioned2018-06-29T23:19:49Z
dc.date.available2018-06-29T23:19:49Z
dc.date.issued2018-05-04
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/8126
dc.description.abstractAntibiotik digunakan untuk mengobati infeksi, salah satu antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi adalah vankomisin. Vankomisin digunakan untuk diagnosis diantaranya infeksi karena kateter, kolitis, enterokolitis, endoftalmitis, pneumonia, meningitis dan profilaksis operasi. Vankomisin merupakan salah satu antibiotik restricted yang penggunaannya harus dibatasi. Peresepan antibiotik yang tidak sesuai indikasi, tidak tepat dosis, tidak tepat lama waktu pemberian, dan penggunaan yang berlebihan dapat meningkatkan kejadian resistensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan vankomisin di RSUD Kota Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan diagnosis, dosis, durasi penggunaan dan uji kultur. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Subyek penelitian merupakan pasien yang mendapatkan terapi vankomisin selama tahun 2014-2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di RSUD Kota Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdapat 13 pasien yang mendapatkan antibiotik vankomisin. Studi kasus penggunaan vankomisin di RSUD Kota Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan diagnosis menunjukkan hasil yang berbeda, diantaranya di RSUD Kota Yogyakarta vankomisin digunakan untuk diagnosis infektif endokarditis (7,69 %), intraabdominal sepsis (7,69 %), obstruction icterus suspect hepatitis et causa MRSA (7,69 %), selulitis (7,69 %) dan sepsis (7,69 %). Sedangkan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, vankomisin digunakan untuk diagnosis endoftalmitis (23,08 %), obstruction of bile duction (7,69 %), bronkitis et causa Staph. haemolyticus (7,69 %), dan infeksi yang muncul pada pasien stroke (7,69 %). Namun, berdasarkan diagnosis juga terdapat persamaan penggunaan vankomisin yaitu untuk diagnosis pneumonia (15,38 %). Berdasarkan dosis dan durasi penggunaan terbanyak dikedua rumah sakit memiliki hasil yang tidak berbeda, yaitu dosis yang sesuai literatur (69,23 %) serta durasi penggunaan yang sesuai (61,54 %). Berdasarkan uji kultur menunjukkan hasil yang berbeda yaitu di RSUD Kota Yogyakarta penggunaan terbanyak vankomisin sesuai uji kultur (66,67 %) sedangkan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta penggunaan terbanyak vankomisin secara empiris dan tidak memerlukan uji kultur (42,86 %).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectVankomisinen_US
dc.subjectdiagnosisen_US
dc.subjectdosisen_US
dc.subjectdurasi penggunaanen_US
dc.subjectuji kulturen_US
dc.titleSTUDI KASUS PENGGUNAAN VANKOMISIN DI RSUD KOTA YOGYAKARTA DAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record