| dc.description.abstract | Uji toksisitas akut adalah pengujian dalam menetapkan potensi toksisitas akut, yaitu nilai LD50 dengan mengamati gejala toksik dan kematian. Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) kaya akan karbohidrat, protein, serat, vitamin, dan mineral, serta metabolit sekunder seperti β karoten yang diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah, namun ekstrak kangkung memiliki kelarutan dalam air rendah yang akan menurunkan ketersediaan hayati molekul obat. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketersediaan senyawa yang tidak larut air dalam tubuh dengan dibuat menjadi sediaan Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek toksik dari dosis SNEDDS ekstrak daun kankung darat (Ipomoea reptans Poir) pada tikus betina galur Wistar dengan metode OECD 423 serta nilai LD50 dan gambaran histopatologis pada organ hati, jantung, paru-paru dan ginjal. Tanda toksisitas diamati setiap 30 menit selama 4 jam dan dilanjutkan setiap hari hingga 14 hari. Dalam kurun waktu tersebut selalu diamati tanda-tanda gejala toksisitas atau ada kematian pada hewan uji serta dilakukan pengamatan histopatologis pada organ hati, jantung, paru-paru dan ginjal. Pengujian toksisitas akut dengan metode OECD 423 sediaan SNEDDS ekstrak daun kangkung darat menghasilkan nilai LD50 >2000-5000 mg/kg berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada perubahan bermakna pada berat badan tikus (p≥0,05) dan tidak ada efek toksik yang timbul akibat pemberian SNEDDS ekstrak daun kangkung darat. Pemeriksaan histopatologis pada organ hati, ginjal, jantung dan paru-paru menunjukkan sediaan SNEDDS tidak berpengaruh terhadap kerusakan organ tersebut. SNEDDS ekstrak daun kangkung darat menurut Globally Harmonised Classification System for Chemical Substances and Mixtures (GHS) termasuk dalam kategori 5 atau tidak terklasifikasi. | en_US |
