PROFIL PERESEPAN OBAT RACIKAN DAN KETERSEDIAAN FORMULA OBAT UNTUK PASIEN PEDIATRI DI PUSKESMAS MLATI 2 DAN PUSKESMAS KALASAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2016

Abstract

Ketersediaan obat di puskesmas sangat terkait dengan sistem pengelolaan obat yang harus didukung oleh sumber daya yang cukup dan berkesinambungan, apalagi dengan pelaksanaan program JKN yang berpotensi meningkatkan kebutuhan obat di fasilitas kesehatan. Ketersediaan formula obat untuk pediatri masih terbatas sehingga pemberian obat racikan, terutama puyer menjadi alternatif pengobatan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat racikan, dan ketersediaan formulasi obat racikan untuk pediatri di Puskesmas Mlati 2 dan Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif sebanyak 120 lembar resep rawat jalan tiap puskesmas periode Januari-Desember 2016. Hasil penelitian menunjukkan usia pasien pediatri yang paling banyak mendapatkan obat racikan di Puskesmas Mlati 2 sebanyak 40,83% dan di Puskesmas Kalasan 42,5% dengan usia 1 bulan -< 2 tahun dan rata-rata jumlah R/ obat racikan sebanyak 1 buah R/. Terdapat lima obat yang sering diracik untuk dijadikan sediaan puyer yaitu klorfeniramin maleat, salbutamol, vitamin C, ambroxol dan gliseril guaikolat. Evaluasi ketersediaan formula obat berdasarkan MIMS dan ISO 2015/2016 menunjukkan bahwa sebanyak 86% sebenarnya sudah tersedia formulanya untuk pediatri dengan nama dagang. Berdasarkan hasil sebanyak 14 obat yang diracik, sebanyak 71,43% yang sesuai dengan DOEN, sebanyak 85,71% yang sesuai dengan FORNAS dan sebanyak 64,35% yang sesuai dengan WHO Model List Essensial Medicines for Children 2015.