Show simple item record

dc.contributor.advisorMiftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D
dc.contributor.authorArrosyid, Muhyidin, 12511376
dc.date.accessioned2018-04-26T16:44:56Z
dc.date.available2018-04-26T16:44:56Z
dc.date.issued2017-10-31
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/7148
dc.description.abstractTanah merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap pekerjaan konstruksi, namun kondisi tanah tidak selalu dalam keadaan baik. Pada beberapa jenis tanah ada yang memiliki daya dukung rendah untuk dijadikan sebagai landasan konstruksi, salah satunya adalah tanah gambut. Tahap penelitian terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama diawali dengan pengujian pendahuluan yaitu pengujian fisik tanah yang meliputi : kadar air, berat volume, berat jenis dan proktor standar. Tahap kedua dilakukan pengujian mekanik dengan pengujian CBR (California Bearing Ratio) pada setiap variasi campuran tanah dengan kapur 5% dan variasi fly ash 0%, 5%, 15% dan 25% dengan pemeraman 0 hari, 3 hari dan 7 hari. Pengujian CBR dilakukan dengan tanpa rendaman (unsoaked) dan rendaman (soaked). Hasil penelitian tanah gambut desa Asinan, kecamatan Bawen, kabupaten Semarang memiliki nilai kadar air 352,12%, berat volume 1,10 gr/cm3, berat jenis 1,45 gr/cm3 dan kadar air optimum sebesar 112,5%. Hasil pengujian CBR Laboraturium tanah asli tanpa rendaman (unsoaked) sebesar 3,72% sedangkan CBR rendaman (soaked) sebesar 3,42%. Nilai peningkatan CBR variasi Kapur 5% dan fly ash 0%, 5%, 15% dan 25% didapat peningkatan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) berturut-turut pada pemeraman 0 hari sebesar 5,90%, 7,70%, 8,09% dan 9,72%. Peningkatan CBR tanpa rendaman (unsoaked) berturut-turut pada pemeraman 3 hari sebesar 7,26%, 9,30%, 9,90% dan 13,37%. Peningkatan CBR tanpa rendaman (unsoaked) berturut-turut pada pemeraman 7 hari sebesar 8,19%, 9,62%, 10,35% dan 14,39%. Nilai CBR rendaman (soaked) dengan dilakukan pemeraman 7 hari terlebih dahulu pada variasi optimum (kapur 5% + fly ash 25%) sebesar 14,96%, sedangkan pada variasi kapur tanpa fly ash (kapur 5% + fly ash 0%) sebesar 9,42%. Hasil pengujian pengembangan (free swell) sampai hari ke-4 pengujian pada tanah asli meningkat mencapai 10%, untuk variasi (kapur 5% + fly ash 0%) swelling turun menjadi 5% dan pada variasi (kapur 5% + fly ash 25%) turun drastic hingga 0,8%. Desain tebal lapis perkerasan Bina Marga 2013 semua variasi didapatkan tebal lapis perkerasan sama yaitu AC WC 4 cm; AC BC 15,5 cm; LPA 15 cm dan LPB 15 cm, namun hanya berbeda untuk rekomendasi tebal timbunan perbaikan saja. Hasil desain tebal lapis perkerasan menggunakan Bina Marga 2002 didapatkan tebal lapis pekerasan pada tanah asli (Laston 20 cm, LPA 15 cm, dan LPB 30 cm) pada variasi CBR dihasilkan tebal Laston dan LPA sama yaitu Laston 20 cm, LPA 7,5 cm (namun dipakai 15 cm) dan dihasilkan tebal LPB semakin mengecil yaitu 12,5 cm, 7,5 cm, 2,5 cm dan 0 cm (namun dipakai syarat minimum yaitu 15 cm), kecuali pada variasi fly ash 25% tidak membutuhkan LPB.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.subjectgambutid
dc.subjectCBRid
dc.subjectKapurid
dc.subjectfly ashen_US
dc.titlePengaruh Penambahan Kapur dan Fly Ash Terhadap Daya Dukung Subgrade Tanah Gambut Untuk Perencanaan Tebal Lapis Perkerasanid
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record