Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc
dc.contributor.authorPandhu Mahendra Bisama, 14711019
dc.date.accessioned2018-04-23T15:31:37Z
dc.date.available2018-04-23T15:31:37Z
dc.date.issued2018-02-28
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/6875
dc.description.abstractLatar Belakang : Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan primer dalam sistem kesehatan di Indonesia dengan cakupan beberapa desa. Sistem baru jaminan kesehatan yaitu BPJS, membuat perbedaan beberapa standar pelayanan yang ada termasuk dalam bidang kefarmasian di Puskesmas. Pelayanan kefarmasian sendiri merupakan pelayanan langsung kepada pasien dan termasuk dalam pelayanan kuratif pasien. Tingkat kesempurnaan mutu pelayanan kesehatan dicerminkan oleh rasa puas pada diri setiap pasien Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS kesehatan dan apa saja yang harus diperbaiki terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Muntilan II dan Puskesmas Srumbung. Metode Penelitian : Penelitian cross sectional yang diikuti oleh pasien BPJS yang berkunjung. Kepuasan pasien diukur menggunakan kuisioner berdasarkan dimensi SERVQUAL. Hasil dari kusioner kemudian dianalisis menggunakan metode Gap, serta perbedaan tingkat kepuasan pasien diuji dengan menggunakan uji Independent T Test, Chi-Square untuk karakteristik responden, dan analisis IPA untuk rekomendasi perbaikan pelayanan. Hasil : Tingkat kepuasan pelayanan farmasi di Puskesmas Muntilan II 56% dan Puskesmas Srumbung 55%. Pada puskesmas Srumbung terdapat hasil negatif pada dimensi tangible (-0,0575) dan reliability (-0,12), sedangkan pada Puskesmas Muntilan II yang dirasa kurang adalah dimensi empathy (-0,0325). Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Muntilan II dengan Puskesmas Srumbung (p = 0.830). Berdasarkan hasil analisis IPA, yang perlu diperbaiki (Kuadran A) di Puskesmas Srumbung adalah P3 (penampilan dari petugas instalasi farmasi, P4 (fasilitas fisik penunjang), dan P5 (ketepatan waktu pelayanan), sedangkan Puskesmas Muntilan II sudah dianggap baik. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pada pasien peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Muntilan II dengan Puskesmas Srumbung. Hal yang perlu diperbaiki adalah hasil gap negatif dan analisis IPA di kuadran A. Hasil ini menunjukkan pentingnya penggunaan indikator kepuasan pasien untuk perbaikan pelayanan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjecttingkat kepuasan pasienen_US
dc.subjectSERVQUALen_US
dc.subjectGapen_US
dc.subjectBPJSen_US
dc.subjectPuskesmasen_US
dc.titleTINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS MUNTILAN II DAN PUSKESMAS SRUMBUNGen_US
dc.typeUndergraduated Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record