dc.contributor.advisor | dr Sufi Desrini M,Sc | |
dc.contributor.author | Ayu Indra Mashita, 14711120 | |
dc.date.accessioned | 2018-04-20T16:05:33Z | |
dc.date.available | 2018-04-20T16:05:33Z | |
dc.date.issued | 2018-04-09 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/6751 | |
dc.description.abstract | Latar Belakang : Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah terbesar pada bidang kesehatan dan merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada negara berkembang. Salah satu bakteri yang paling sering menyerang manusia adalah Staphyloccus aureus. Bakteri ini dapat menjadi resisten terhadap antibiotik jika antibiotik digunakan secara tidak rasional. Salah satu contohnya yaitu s.aureus yang resisten terhadap methicillin disebut methicillin-resisten Staphylococcus aureus oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk mengatasi masalah ini seperti pengobatan herbal. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai anti bakteri adalah daun kersen (Muntingia calabura L) karena mengandung tanin, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Akan tetapi, senyawa aktif dalam ekstrak suatu tanaman dipengaruhi oleh lokasi geografis tanaman dan jenis pelarut yang digunakan untuk mengeskstraksi
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas anti bakteri ekstrak metanol dan kloroform daun kersen (Muntingia calabura L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus FNCC 0047
Metode : Ekstrak metanol dan n-heksana daun kersen didapatkan dengan metode sokletasi bertingkat. Uji aktivitas antibakteri ini menggunakan metode mikrodilusi pada 96-well microplate yang kemudian dikultur di media agar sehingga didapatkan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) dari kedua ekstrak terhadap Staphylococcus aureus FNCC 0047. Untuk mengetahui kandungan fitokimia yang terdapat didalam ekstrak menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis.
Hasil : Berdasarkan pengamatan pada 96-well microplate dan sub kultur di media agar didapatkan KHM dan KBM dari ekstrak metanol adalah 0,5 mg/ml dan 1 mg/ml. Sedangkan KHM dan KBM dari ekstrak n-heksana adalah 16 mg/ml dan 32 mg/ml. Hasil KLT didapatkan ekstrak metanol daun kersen memiliki kandungan flavonoid dan tanin tetapi tidak memiliki kandungan alkaloid.
Kesimpulan : Ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura L) lebih berpotensi sebagai antibiotik daripada ekstrak kloroform daun kersen. Keadaan geografis dan perbedaan pelarut saat pengekstrakan suatu tanaman berpengaruh terhadap senyawa aktif yang terkandung didalamnya | en_US |
dc.publisher | UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA | en_US |
dc.subject | Muntingia calabura L | en_US |
dc.subject | Staphylococcus aureus | en_US |
dc.subject | antibakteri | en_US |
dc.title | UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL DENGAN N-HEKSANA DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus FNCC 0047 | en_US |
dc.type | Undergraduate Thesis | en_US |