| dc.description.abstract | Latar Belakang : Stroke merupakan penyebab kematian di Indonesia sebesar 17,7%, dan menduduki peringkat kematian kedua di Yogyakarta sebesar 10,3%. Faktor utama stroke yaitu hipertensi atau dikenal sebagai silent killer. Kini banyak penelitian menggunakan rat stroke model untuk mempelajari patofisiologi terjadinya stroke, salah satunya menggunakan teknik bilateral carotis communis occlusion (BCCAO). Dengan dilakukan nya BCCAO maka akan menyebabkan sel-sel di otak menjadi hipoperfusi dan iskemia jaringanm kemudian dilanjutkan dengan reperfusi selama 24 jam. Penelitian ini akan mengamati pada area korteks serebral yang memiliki fungsi untuk proses berpikir, sensorik, motorik, serta fungsi lainnya sesuai dengan area broadman.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh durasi Bilateral Carotis Communis Artery Occlusion (BCCAO) terhadap jumlah sel neuron pyramidal pada korteks serebral pasca reperfusi 24 jam pada rat stroke model.
Metode Penelitian : penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post-test control group design, dengan mengamati neuron pyramidal sehat pada 10 preparat yang terdiri 4 kelompok, yaitu shame operated, durasi iskemia 5 menit, durasi iskemia 10 menit, dan durasi iskemia 20 menit. Pengamatan dengan menggunakan Olympus CX21 dan kamera optilab dengan perbesaran 1000.
Hasil Penelitian : Terdapat perbedaan bermakna jumlah neuron pyramidal korteks serebral antara kelompok shame operated dengan durasi BCCAO 20 menit (p=0,001), dan antara kelompok durasi BCCAO 10 menit dengan durasi BCCAO 20 menit (p=0,045) dengan nilai uji ANOVA p=0,001.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh durasi Bilateral Carotis Communis Artery Occlusion (BCCAO) terhadap jumlah sel neuron pyramidal pada korteks serebral pasca reperfusi 24 jam pada rat stroke model | en_US |
