Show simple item record

dc.contributor.advisorAmarria Dila Sari ST.,M.Sc.
dc.contributor.authorHandaga, Jeri, 11522346
dc.date.accessioned2018-04-20T11:43:56Z
dc.date.available2018-04-20T11:43:56Z
dc.date.issued2017-11-22
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/6699
dc.description.abstractPeranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarnag ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling (MMH). Walaupun memiliki banyak keunggulan, aktivitas MMH juga dapat mengakibatkan berbagai macam risiko terhadap keselamatan kerja apabila diterapkan pada kondisi kerja yang tidak sesuai dengan adaptasi pekerja, alat yang kurang mendukung dan tidak ergonomis, serta sikap kerja yang salah. Di CV Tunas Karya, proses produksi pembuatan alat/mesin teknologi tepat guna dilakukan secara manual, yaitu pengukuran, pemotongan, pembentukan, assemblysampai dengan pengecatan di mana setiap siklus produksinya operator harus mengangkat beban yang bervariasi dengan posisi tubuh yang tidak ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa aktivitas MMH terhadap operator bagian produksi di CV Tunas Karya sebanyak 28 orang dengan pembagian 16 orang posisi jongkok dan 12 orang posisi berdiri. Metode-metode yang digunakan dalam analisa dari penelitian ini adalah metode pengukuran denyut jantung (Heart Rate) untuk mengetahui tingkat kelelahan operator di bagian produksi. Hasil dari analisis heart rate adalah persentase rata-rata CVL dari operator posisi jongkok sebesar 56,5%. Rata-rata posisi jongkok ini diklasifikasikan ke dalam range 30<x<60 yang artinya diperlukan perbaikan aktivitas kerja untuk mengurangi kelelahan. Sedangkan persentase rata-rata CVL operator posisi berdiri sebesar 53,7% dan diklasifikasikan ke dalam renge 30<x<60 yang artinya diperlukan perbaikan terhadap aktivitas kerja untuk mengurangi tingkat kelelahan. Selanjutnya metode pain self-reported digunakan untuk mengetahui keluhan yang dialami operator selama bekerja. Hasil dari pain self-report adalah Banyaknya keluhan rasa sakit pada bagian tubuh operator ditunjukkan dengan persentase rata-rata tertinggi yaitu 100% pergelangan tangan dan punggung atas, 93,8% leher atas, pungggung bawah dan pinggang untuk operator posisi jongkok. Sedangkan persentase rata-rata tertinggi operator posisi berdiri yaitu 100% tangan kanan dan tangan kiri, 91,7% leher atas, lengan bawah kanan dan kiri. Terakhir dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) yang digunakan untuk menganalisa keergonomian posisi tubuh bagian atas dari operator yang meliputi leher, punggung, lengan atas dan bawah, pergelangan tangan dan beban yang diangkat. Hasil dari penelitian ini adalah tingginya action level dari operator degan posisi jongkok yaitu action level 4 bila dibandingakn dengan operator posisi berdiri yaitu action level 3. Sehingga diperlukan perbaikan posisi dengan segera dengan tujuan mengurangi tingkat keluhan dan risiko muskuloskeletal disorder yang sering diutarakan operator bagian produksi.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.subjectManual Material Handlingen_US
dc.subjectself pain-reporteden_US
dc.subjectRapid Upper Limb Assessementen_US
dc.titleAnalisa Aktivitas Material Manual Handling dalam Perbaikan Postur Tubuh pada Operator dengan Metode Rula di CV Tunas Karyaid
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record