dc.description.abstract | Selama beberapa dekade terakhir, modernitas telah menjadi faktor utama dalam dunia hiburan. Hal itu membuat beberapa hal yang sifatnya tradisional memudar perlahan, terutama di Indonesia. Namun, minimnya jumlah produk tradisional yang bisa untuk menarik perhatian pengguna dipengaruhi oleh disain dari perusahaan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, fakta menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari 106 anak-anak tidak bisa menyanyikan lagu rakyat yang bersifat tradisional. Karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan inovasi boneka edukasi sebagai media pembelajaran lagu daerah Indonesia. Metode Kansei Engineering (KE) dan Fuzzy Linguistics digunakan untuk pertimbangan dalam perancangan desain boneka edukasi. Sampel dalam penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah dasar di empat Taman Baca Al Qur’an (TPA) yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. 106 responden dilibatkan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi kata-kata Kansei. Hal tersebut karena KE mendukung respon emosional pengguna dalam pendekatan affective design. Atribut potensial dalam mengembangkan konsep desain tunggal baru dianalisis dengan orthogonal analysis dan conjoint analysis. Selain itu, dilakukan analisis statistik dalam pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boneka edukasi yang diinginkan anak-anak adalah boneka yang mudah dibawa, menarik, halus, modern, bersih, empuk dan unik. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai uji marginal homogeneity yang menunjukkan nilai lebih dari 0.05 sehingga desain usulan telah dapat memenuhi keinginan responden. Diantaranya mudah dibawa 0.101, menarik 0.666, modern 0.299, halus 0.170, bersih 0.317, empuk 0.070 dan unik 0.116. | en_US |