| dc.description.abstract | Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh berat katalis cangkang keong (Pilla ampullacea) sebagai konversi biodiesel dari minyak bekatul dengan metode refluk.
Katalis CaO diperoleh dari cangkang keong yang sudah dibersihkan, dijemur dan dikalsinasi pada temperatur 900 oC selama 2 jam. Serbuk yang diperoleh kemudian di karakterisasi menggunakan instrumen FTIR untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada katalis, XRD untuk menentukan sistem kristal pada katalis dan SEM-EDX untuk mengamati dan mengkaji morfologi katalis. Sebanyak 1,2, dan 4 gram katalis CaO dan 2 gram katalis NaOH masing-masing kemudian dicampurkan dengan 40 mL minyak dedak padi dalam labu leher 3 dan dipanaskan pada temperatur 55 oC. Setelah ± 5 menit kemudian ditambahkan 50 mL metanol dan dipanaskan lagi selama 5 jam kemudian didiamkan hingga dingin lalu difiltrasi menggunakan kertas saring. Larutan yang diperoleh, masing-masing diekstraksi dengan 1 mL HCl 6 M dan 10 mL akuades menggunakan corong pisah, lalu didekantasi selama 1 malam sehingga terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah diekstraksi menggunakan 20 mL n-heksana sehingga diperoleh biodiesel. Hasil yang diperoleh kemudian diukur volume dan beratnya dan dilakukan analisis untuk mengetahui jenis metil ester yang terbentuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat katalis sangat berpengaruh terhadap hasil biodiesel dan terbukti bahwa katalis CaO lebih efektif dan dibandingkan katalis NaOH pada pembuatan biodiesel.
Preparation of shell catalyst weight (Pilla ampullacea) has been done as the conversion of biodiesel from rice bran oil with reflux method.
The CaO catalyst is obtained from a snail shell that has been cleaned, dried and calcined at a temperature of 900 ℃ for 2 hours. The powder obtained was then characterized using an FTIR instrument to identify the functional group on the catalyst, XRD to determine the crystal system on the catalyst and SEM-EDX to observe and assess the morphology of the catalyst. A total of 1,2, and 4 grams of CaO catalyst and 2 grams of NaOH catalyst were then mixed with 40 mL of rice bran oil and heated to a temperature of 55 ℃. After ± 5 minutes and then added 50 mL of methanol and heated again for 5 hours and then let stand up to cool then filtered using filter paper. The obtained solution, each extracted with 1 mL of HCl 6 M and 10 mL of distilled water using a separating funnel, was decanted for 1 night to form 2 layers, the bottom layer extracted using 20 mL n-hexane to obtain biodiesel. The results obtained were then measured volume and weight and analyzed to determine the type of methyl ester formed.
The results showed that the weight of the catalyst was very influential on biodiesel yield and proved that CaO catalyst was more effective and compared to NaOH catalyst in biodiesel production. | id |
