Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Fitria Siwi Nur Rochmah, M.Sc
dc.contributor.authorUlinnuha Khirza Kafalah, 14711011
dc.date.accessioned2018-04-16T09:52:27Z
dc.date.available2018-04-16T09:52:27Z
dc.date.issued2018-01-18
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/6460
dc.description.abstractLatar Belakang. Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang biasa terjadi pada masyarakat terutama di negara tropis dan subtropis disebabkan soil transmitted helminths (STH). Pada tahun 2016 terdapat 165 kasus kecacingan STH di Kota Yogyakarta. Pedagang sayur adalah pekerjaan yang berisiko tertular infeksi kecacingan STH melalui sayuran yang terkontaminasi telur cacing STH kemudian terselip dikuku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aspek higiene dengan keberadaan telur cacing pada kuku pedagang sayuran. Metode. Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang sayur Pasar Beringharjo Yogyakarta sebanyak 34 orang diambil dengan metode cross-sectional. Sampel kuku diambil setelah wawancara dengan responden dan diperiksa menggunakan metode sedimentasi dengan NaOH 0,25%. Penelitian ini menggunakan pemeriksaan kuku karena metode ini murah, cepat dan dapat mendiagnosis awal infeksi kecacingan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui aspek higiene pedagang sayur. Sampel kemudian diuji dilaboratorium dan diamati menggunakan mikroskop. Hubungan antara aspek higiene dan keberadaan telur cacing kuku pedagang sayur di analisis menggunakan Chi-square test. Hasil. Pada hasil pemeriksaan kuku pedagang sayur didapatkan hasil 32 (94,2%) sampel negatif dan 2 (5,8%) sampel meragukan. Adapun telur cacing yang meragukan karena ciri-cirinya mirip dengan telur Ascaris lumbricoides. Aspek higiene pedagang sayur Pasar Beringharjo menunjukan bahwa 4 orang (12%) pedagang sayur dikategorikan memiliki higiene yang baik, 19 orang (56%) higiene cukup dan 11 orang (32%) memiliki higiene kurang. Hasil uji Chi-square antara usia dengan keberadaan telur cacing yang meragukan pada kuku pedagang sayur diperoleh nilai p= 0,532 (p>0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hasil uji Chi-square berdasarkan jenis kelamin dengan keberadaan telur cacing didapatkan p= 0,532 (p>0,05) maka tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan aspek higienitas dengan keberadaan telur cacing yang meragukan memiliki hasil uji Chi-square sebesar p=0,389 (p>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan. (1) Tidak ditemukan telur cacing usus STH pada kuku pedagang sayur di Pasar Beringharjo tetapi didapatkan hasil gambar telur nematoda usus yang meragukan yang mempunyai kemiripan dengan telur cacing Ascaris lumbricoides.(2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia dan aspek higiene dengan keberadaan telur Background. Worm infections are common infectious diseases for people in tropical and subtropical areas caused by soil transmitted helminths. In 2016 there are 165 cases of STH worm at Yogyakarta. Greengrocer is a job that have risk of developing intestinal infections through vegetables. The purpose of this study is to determine the relation between hygiene aspects and worm eggs on greengrocer nails. Materials and methods. The population of this study is greengrocer in Beringharjo market Yogyakarta as many as 34 people were taken with cross-sectional method. Nail samples were examined using a sedimentation method. The research use nail sample because it is cheap, easy and can be the first diagnose tool. Nail samples were taken after interview with respondents and examined using sedimentation method with NaOH 0.25%. This study uses nail examination because this method is cheap, fast and can diagnose early infection of infection. Interview was conducted to find out hygiene aspects of greengrocer. Samples were tested in laboratory and observed by using optilab. The correlation between aspect of hygiene and the presence of eggs in nail of greengrocer was analyzed by using Chi-square test. Results. In the results of nail vegetable inspection results obtained 32 (94.2%) negative samples and 2 (5.8%) samples are dubious. The worm eggs are dubious because its characteristics are similar to Ascaris lumbricoides eggs. Hygiene aspects of greengrocer Beringharjo market shows that 12% of greengrocer are categorized as having good hygiene, 56% hygiene is decent and 32% have less hygiene. Chi-square test results between age with the discovery of worm eggs on greengrocer nails obtained p value = 0.532 (p> 0.05) means there is no significant relation. The results are dubious based on the sex of men as much as 1 person and women as much as 1 person and Chi-square test results obtained p = 0,532 (p> 0,05) meaning not significant. Based on hygiene aspects enough 2 people and Chi-square test got p = 0,389 (p> 0,05) meaning not significant. Conclusion. (1) There is no nematode egg found in the nails of greengrocer but obtained some result which resemble to Ascaris lumbricoides egg. (2) There is no significant relation between sex, age and hygiene aspects with the presence of intestinal nematode eggs on the nail of greengrocer in Beringharjo market Yogyakarta.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.subjectTelur Soil Transmitted-Helminthsen_US
dc.subjectpedagang sayurid
dc.subjectkukuid
dc.subjectaspek higieneen_US
dc.subjectSoil Transmitted-Helminths eggsen_US
dc.subjectgreengroceren_US
dc.subjectnailsen_US
dc.subjecthygiene aspectsen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA ASPEK HIGIENE DENGAN KEBERADAAN TELUR CACING USUS PADA KUKU PEDAGANG SAYUR DI PASAR BERINGHARJO KOTA YOGYAKARTAid
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record