UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Propionibacterium acnes DAN Staphylococcus aureus PADA SEDIAAN KRIM BERBAHAN AKTIF MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra)
Abstract
Sejak dahulu masyarakat Indonesia dahulu telah mengenal dan memanfaatkan tanaman obat sebagai salah satu penanggulangan dalam masalah kesehatan, sebelum pelayanan kesehatan dengan pengobaatan modern menggunakan obat farmasi yang dikenal masyarakat. Salah satu tanaman yang menghasilkan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai antibakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus adalah daun kayu putih (Melaleuca leucadendra). Daun kayu putih kering disuling menggunakan metode distilasi uap air sehingga diperoleh minyak kayu putih dengan rendemen 0,9541%, bobot jenis 0,9174 g/mL dan indeks bias 1,4672. Berdasarkan hasil GC-MS, kandungan senyawa utama pada minyak kayu putih adalah 1,8-sineol 69,14%. Minyak kemudian dibuat dalam sediaan krim dengan 5 formulasi berbeda untuk mempermudah dalam penggunaan. Krim diuji antibakteri dengan metode difusi sumuran dengan Benzoil Peroksida sebagai kontrol positif Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus menggunakan Ciprofloxacin. Berdasarkan hasil uji antibakteri, pada F5 dengan konsentrasi minyak kayu putih 50% efektif menghambat Propionibacterium acnes dengan diameter zona hambat 9,65 ± 0,49 mm dan Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat 10,6 ± 0,14 mm.
Indonesian people have known and utilized medicinal plants as one of the countermeasures in health problems since a long time ago, before health services with modern medicine using pharmaceutical drugs are known to the public. The one plant that produces essential oils that can be used as antibacterial Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus is the eucalyptus leaf (Melaleucaleucadendra). The dried eucalyptus leaves are distilled using a water vapor distillation method to obtain eucalyptus oil with a yield of 0,9541%, the specific gravity of 0,9174 g/mL and the refractive index of 1,4672. Based on GC-MS results, the main compound content in eucalyptus oil is 1.8-sineol 69.14%. The oil is then made in a cream preparation with 5 different formulations to facilitate its use. The cream was antibacterial tested by a well diffusion method with Benzoyl Peroxide as a positive control of Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus using Ciprofloxacin. Based on antibacterial test result, on F5 with 50% eucalyptus oil concentration effectively inhibited Propionibacterium acnes with drag zone diameter 9.65 ± 0,49 mm and Staphylococcus aureus with drag zone diameter 10.6 ± 0,14 mm.
Collections
- Chemistry [535]