HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DAN KECENDERUNGAN MENGALAMI BABY BLUESS SYNDROME PADA IBU PASCA MELAHIRKAN

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan kecenderungan mengalami baby blues pada ibu pasca melahirkan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial suami dengan kecenderungan ibu mengalami baby blues pada ibu pasca melahirkan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 subjek dengan kriteria ibu berusia 17-45 tahun, berdomisili di kota Pekanbaru, telah melewati proses persalinan minimal 7 hari dan maksimal 6 bulan, dan masih memiliki suami serta tinggal bersama suami. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) untuk mengukur baby blues dan skala dukungan sosial suami yang dikembangkan oleh Rohmah (2014) yang mengacu pada aspek dukungan sosial Sarafino (1994). Hasil analisis data menggunakan teknik kolerasi Spearman rank dengan bantuan SPSS (Statistic Software) menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan sosial suami dengan kecenderungan mengalami baby blues pada ibu pasca melahirkan ( r = -0,389 dengan p = 0,000 (p<0,05)). Hasil ini berarti semakin tinggi dukungan sosial suami, maka semakin rendah kecenderungan mengalami baby blues pada ibu pasca melahirkan dan begitu juga sebaliknya. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis penelitian ini diterima.