| dc.description.abstract | Sejak pasca orde baru, tema-tema film di Indonesia mulai marak dengan film yang bertemakan Islam serta mulai memperhatikan pada perubahan gaya hidup masyarakat muslim. Dimulai dengan munculnya film Ayat-Ayat Cinta pada tahun 2008 yang memasukkan tema percintaan, latar luar negri, hingga pesantren. Kemudian semakin marak film-film bertema sejenis. Salah satu film yang bertema Islam yang sedang menjadi fenomena adalah film Hijab.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana relasi suami-istri dalam film Hijab direpresentasikan. Berdasarkan konsep gender yang dikembangkan oleh Ratna Megawangi (1999). Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes dengan pendekatan analisis teks. Pengambilan objek penelitian dengan cara mengambil screenshoot setiap scene dan menganalisis perwatakan, ekspresi tokoh, posisi dan gerak tokoh, latar scene, kostum yang dipakai, artistik, serta teknik sinematografi. Peneliti menemukan penanda konotatif, mitos-mitos tentang relasi suami dan istriyang menggambarkan bagaimana representasi suami-istri dalam film Hijab.
Temuan mitos-mitos yang terkandung dalam film ini adalah mitos kuasa laki-laki dalam rumah tangga, suami sebagai pemilik kuasa final dalam keputusan keluarga, suami sebagai pemberi nafkah utama, suami yang tidak dapat diungguli istri dalam masalah pendapatan ekonomi dan suami yang menentukan keharmonisan kelaurga Kemudian mitos seorang istri sebagai pengendali pengeluaran ekonomi, istri yang harus tunduk dan mengikuti perintah suami, dan seorang istri harus bersifat multitasking.
Film ini sebagai kritik atas budaya kelas menengah muslim modern dengan cara menyodorkan perspektif Islam tradisional. Menurut film ini yang harusnya dikembangkan dalam keluarga adalah patriarki positif, dimana terdapat kualitas positif yang selalu ada dalam keseimbangan yang bisa dicapai oleh suami dan istri yang termanifestasikan sifat yin dan yang. Sifat yin yang mengakui dirinya sebagai yang rendah, tidak sombong, tidak pernah meninggikan dirinya. Kemudian yang termanisfestasi pada kualitas diri yang dapat menguasai diri dari hal-hal negatif dan selalu ingin melindungi orang lain yang lebih lemah darinya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi relasi suami-istri dalam rumah tangga keluarga muslim modern dalam film Hijab tetap mengedepankan ideologi patriarki. Mengadopsi model rumah tangga tradisional dengan pola model rumah tangga modern yang memperbolehkan istri bekerja diluar bidang domestik dengan tetap patuh dan tunduk terhadap ridho suami.
Since the post-New Order era, the theme of film in Indonesia began to make a lot of Islamic-themed films with attention to the lifestyle of Muslim society. Since the publication of the Film Ayat-Ayat Cinta in the year 2008. Islamic theme films that tell about the Muslim lifestyle began much with the subthemes about love, living abroad, and Muslim dormitories live. one of the film's phenomena is Hijab Movie.
This research aims at describing how the conjugal relationship in Hijab movie is represented. Based on gender theory which developed by Ratna Megawangi in 1999. This research used Roland Barthes semiotics methode with text analysis approach. Research object selected by screenshoot scenes and characters analysis, actors expressed, actors gesture, scenes backgroud, the costumes, artistic, wardrobe, and cinematographic technique. Researcher found conotative signs, conjugals myths which describes about conjugal relationship representationsin Hijab Movie.
The findings of the myths contained in this film are the myth of male power in the household, the husband as the owner of the final power in the decision of the family, the husband as the main provider, the husband who can not be surpassed by the wife in the matter of economic income and the husband who determines the harmony of the family. Then the myth of a wife as the controller of economic expenditure, the wife who must submit and follow the orders of the husband, and a wife must be multitasking.
This film is a critique of modern middle-class Muslim culture by offering traditional Islamic perspectives. According to this film which should be developed in the family is a positive patriarchy, where there are positive qualities that always exist in the balance that can be achieved by husband and wife that manifested the nature of yin and yang. The nature of the yin who recognizes himself as low, not arrogant, never exalts himself. Then the manifestation of the qualities of the self that can control himself from the negative things and always want to protect others who are weaker than him.
Result of research indicate that conjugal representations in the household of modern middle-class family in Hijab Movie is used patriarchy ideology. By adopting a traditional household model with a modern household model pattern that allows wives to work outside the domestic field by remaining obedient and submiss to the husband's blessings. | en_US |
