| dc.description.abstract | Berkurangnya penggiat dalam bidang musik gamelan pada zaman sekarang ini dikhawatirkan akan mengakibatkan aset kebudayaan Indonesia yang luar biasa ini semakin lama dapat tergerus oleh perkembangan jaman, ditambah lagi dengan para pengrajin gamelan yang jumlahnya semakin menipis dan mereka dalam proses pembuatan instrumen tersebut sebagian besar masih mengandalkan kepekaan telinga dan intuisi mereka Maka tidak heran jika setiap gamelan memiliki karakter suara tersendiri tergantung dari empunya. Dan sampai saat ini belum ada acuan yang pasti berapa tepatnya frekuensi setiap instrumen tersebut untuk setiap jenisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik frekuensi instrumen peking pada gamelan yang ada didaerah Yogyakarta. Dengan menggunakan metode FFT untuk mencari berapa saja frekuensi dominan dan frekuensi penyusunnya pada setiap bilahnya. Pada penelitian ini didapatkan hasil frekuensi dominan peking slendro yang ada di Yogyakarta yaitu pada bilah 1, 1082 – 1103 Hz, bilah 2, 1237 – 1267 Hz, bilah 3, 1432 – 1469 Hz, bilah 5, 1642 – 1686 Hz, bilah 6, 1902 – 1925 Hz, bilah i, 2155 – 2238 Hz. Untuk Peking Pelog yaitu pada bilah 1, 1102 – 1178 Hz, bilah 2, 1177 – 1282 Hz, bilah 3, 1276 – 1400 Hz, bilah 4, 1515 – 1640 Hz, bilah 5, 1603 – 1778 Hz, bilah 6, 1714 – 1865 Hz, bilah 7, 1868 – 2118 Hz. Untuk range kerja frekuensi peking slendro yaitu antara, 1082 Hz – 2238 Hz dan peking pelog memiliki range frekuensi antara, 1102 Hz – 2118 Hz. | en_US |
