| dc.description.abstract | Latar Belakang : Tidur merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Apabila terjadi gangguan tidur mengakibatkan gangguan endokrin dan metabolik. Mahasiswa kedokteran dengan durasi pendidikan panjang serta tanggung jawab yang berat rentan mengalami kecemasan dan stress yang dapat mempengaruhi kualitas tidur. Obesitas meningkat dua kali lipat dari tahun 1980 hingga 2014 di dunia dengan angka kematian 2,8 juta jiwa tiap tahun. Provinsi DIY memiliki angka pravelensi obesitas dan overweight diatas angka rata-rata nasional. Obesitas dapat berdampak pada penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, DM tipe 2. Menentukan status gizi dapat menggunakan indikator indeks massa tubuh (IMT) dan persentase lemak tubuh.
Tujuan : Mengetahui hubungan kualitas tidur dengan IMT dan persentase lemak tubuh pada mahasiswa FK UII.
Metode Penelitian : Dengan desain cross sectional, seluruh subjek dipilih dengan menggunakan metode conveniant sampling. Didapatkan 45 subjek mahasiswa kedokteran, seluruhnya berjenis kelamin laki-laki pada tahun pertama, kedua dan ketiga saat penelitian dilaksanakan. Pengukuran kualitas tidur dengan menggunakan Pittsburgh Sleep Quality (PSQI), dan untuk IMT serta persentase lemak tubuh menggunakan Bioelectical Impedance Analysis (BIA). Hubungan antara variabel ini diuji dengan menggunakan uji Spearman dan Chi-Square.
Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan IMT (p= 0,000 dan r= 0,574) dan Persentase lemak tubuh (p= 0,000 dan r= 0,535) pada mahasiswa FK UII.
Kesimpulan : Tidur berhubungan dengan IMT dan persentase lemak tubuh. Semakin buruk kualitas tidur seseorang semakin tinggi nilai IMT dan persentase lemak tubuh seseorang. Pengaturan tidur dapat menurunkan faktor resiko terjadinya obesitas.
Background: Sleep is a basic need of every human being. In the event of a sleep disorder resulting in endocrine and metabolic disturbances. Medical students with long educational durations and heavy responsibilities are susceptible to anxiety and stress that can affect sleep quality. Obesity doubled from 1980 to 2014 in the world with a death rate of 2.8 million people each year. DIY province has obesity and overweight pravelensi rate above the national average. Obesity can affect coronary heart disease, hypertension, stroke, type 2 diabetes. Determining nutritional status can use indicator of body mass index (IMT) and body fat percentage.
Objective: To determine the association between sleep quality, body mass index and body fat percentage in the medical student in Islamic University of Indonesia..
Methods: With cross sectional design, all subjects were selected using the conveniant sampling method. Obtained 45 subjects of medical students, all male sex in the first year, second and third when the study was conducted. Sleep quality measurements using Pittsburgh Sleep Quality (PSQI), and for BMI and body fat percentage using Bioelectical Impedance Analysis (BIA). The relationship between these variables was tested using Spearman and Chi-Square tests.
Results: There was a significant relationship between sleep quality and BMI (p= 0,000 and r= 0,574) and body fat percentage (p= 0,000 and r= 0,535) in in the students of Medical Faculty of Islamic University of Indonesia
Conclusions: Sleep quality is associated with body mass index and body fat percentage. Poor sleep quality in a person will have a body mass index and excess body fat percentage. This study gives an overview of sleep mechanisms can reduce one's obesity. | en_US |
