Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terdesentralisasi dengan IPAL Komunal di Daerah Jetis Pasiraman Yogyakarta
Abstract
Masyarakat Kampung Jetis Pasiraman sebelum adanya IPAL komunal membuang
limbah cair domestik lahgsung ke sungai dan dari kegiatan tersebut menyebabkan air
sungai Code menjadi tercemar. Dampak negatif dari hal tersebut adalah menurunnya
kualitas air Sungai Code. Untuk itu dibangunlah IPAL komunal di Kampung Jetis
Pasiraman oleh KPDL (Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan) kota Jogjakarta
yang bekerjasama dengan LSM DEWATS, dimana terdapat reaktor biogas sebagai
pemanfaatan dari gas metan sebagai sumber energi.
Tugas akhir ini membahas tentang efisiensi kinerja sistem pengolahan IPAL
komunal dan juga pengelolaan sistem terdesentralisasi dalam menangani limbah
domestik. Data primer (kuisioner, observasi, sampel air limbah) dan data sekunder (peta
wilayah, data teknis instalasiDEWATS, topografl).
Analisa yang digunakan adalah deskriptif dan juga uji t-Test. Analisa parameter
mengacu pada SNI M-70-1990-03 untuk COD, dan SNI 06-6989.3-2004 untuk TSS.
Pemakaian raia-rata air bersih 82 L/org/hr. Seluruh masyarakat setuju dengan
dibangunnya IPAL komunal danjuga untuk melakukan pemeliharaan IPAL.
Hasil analisa menunjukkan IPAL mampu mereduksi COD sebesar 79,4%, TSS
23%. Hasil evaluasi menunjukkan kadar COD setelah diolah dan dibandingkan dengan
standar baku mutti Keputusan KepMenLH 112/2003, hasilnya dibawah standar, akan
tetapi untuk TSS walaupun terjadi penurunan konsentrasi, hasilnya masih diatas standar
baku miitu. Hal tersebut dikarenakan kondisi IPAL dikampUhg Jetis Pasiraman tidak
sesuai dengan kriteria desain awal olehDEWATS.
Pemanfaatan biogas bagi warga Jetis Pasiraman adalah sebagai sumber energi
yang digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Daldm sehari biasanya gas bio
dapat digunakan selama ± 2jamdan telah digunakan oleh2 kepala keluarga.
Collections
- Environmental Engineering [1429]