Show simple item record

dc.contributor.authorAji, Raden Supramana
dc.date.accessioned2018-01-10T10:17:15Z
dc.date.available2018-01-10T10:17:15Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/5159
dc.description.abstractProses rehabilitasi sarana-prasarana gedung sekolah sebelum gempa bumi tahun 2006 di DIY, dilakukan dengan melalui pelelangan-pelelangan kontrak dan dilakukan oleh tenaga profesional (kontraktor). Kegiatan P2DT-DB dan P2DB-AK dilaksanakan secara swakelola oleh komite sekolah dan pihak sekolah ( guru dan karyawan ), tidak ada proses pelelangan / tender , yang biasanya diadakan sebelum pelaksanaan struktur proyek.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi pelaksanaan rehabilitasi rekonstruksi gedung sekolah, dan mengevaluasi penerapan standart mutu pelaksanaan yang diterapkan dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi gedung sekolah yang dilaksanakan secara swakelola pasca bencana gempa Yogakarta di kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif, pengambilan sampling secara stratified proportional random sampling dengan menyebar angket, wawancara, dan menyalin data RAB sekolah penerima rehabilitasi. Hasil dari data RAB dihitung ulang dg analisa tender dan swakelola, dan selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS versi 23. Hasilnya berupa tabel dan grafik korelasi dan persamaan regresi nilai bangunan. Hasil kuisioner diolah secara statistik diskriptif. Tingkat efisiensi program rehabilitasi dan rekonstruksi gedung Sekolah Dasar yang dilaksanakan secara swakelola bila dibandingkan dengan tender, pada Rencana Anggaran Biaya terjadi selisih penghematan sebesar 27,79%. Penghematan tersebut apabila dilihat dari segi bahan terjadi selisih penghematan 25,55 %, dan apabila dilihat dari upah terjadi penghematan sebesar 32,37 %.Tingkat efisiensi menggunakan koefisien regresi pada variable bahan bangunan 1,042 (tanda positif) berarti bahwa peningkatan nilai bahan bangunan 1 persen meningkatkan nilai bangunan sebesar 1,042. Variabel upah tenaga sebesar 1,042 ini berarti peningkatan upah tenaga 1 persen meningkatkan nilai bangunan sebesar 1,042. Variabel nilai sisa bangunan 1,000 ini berarti peningkatan nilai sisa bangunan 1 persen meningkatkan nilai bangunan sebesar 1,000. Semakin besar bahan bangunan akan semakin besar nilai jual bangunan, semakin besar upah tenaga akan semakin besar nilai jual bangunan, semakin besar nilai sisa bangunan akan semakin besar nilai jual bangunan.Penerapan standar mutu yaitu pada program rehabilitasi dan rekonstruksi P2DT dan P2DBAK pada gedung sekolah dasar di kabupaten Sleman. Penerapan standar mutu yang dilaksanakan tim perencana dan pengawas mencapai angka 99,14% . Penerapan standar mutu yang dilaksanakan Tim Pelaksana cukup tinggi mencapai 99,14%.en_US
dc.publisherUnivesitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEvaluasi Programen_US
dc.subjectRekonstruksi Gedung Sekolahen_US
dc.subjectSwakelola Pasca Gempa Bumi Yogyakartaen_US
dc.subjectRekonstruksi Gedungen_US
dc.subjectSekolah Dasar Kabupaten Slemanen_US
dc.titleEvaluasi Program Rekonstruksi Gedung Sekolah dengan Swakelola Pasca Gempa Bumi Yogyakarta (Studi kasus: Rekonstruksi Gedung Sekolah Dasar Kabupaten Sleman)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record